ADVERTISEMENT

Sedang Mabok Dituduh Mesum, Sahabat Tewas Disabet Pedang

Selasa, 22 Februari 2022 07:00 WIB

Share
Nah Ini Dia. (kartunis: ucha)
Nah Ini Dia. (kartunis: ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

YANG mboten-mboten saja kelakuan Marto Kucluk, 65, dari Klaten (Jateng) ini. Sedang mabok, kok nuduh Paiman, 65, sahabatnya demenan sama istrinya. Padahal Paiman sendiri juga pakar pemabokan. Apa akibatnya? Marto Kucluk langsung disabet pedang tepat di lehernya. Ya wasalamlah!

Mabok karena miras menjadi pintu masuk ke tindak kejahatan. Sebab alkohol menyebabkan peminumnya jadi pemberani, tak punya malu dan susah membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Oleh karenanya, meski kadar alkohol dalam miras hanya 20 persen, sebaiknya dijauhi minuman keras. Hadits Nabi juga mengatakan, “Setiap yang memabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram." (HR Muslim).

Tapi orang model Marto Kucluk dan Paiman, mana tahu pencerahan semacam itu, karena ikut pengajian juga tidak pernah. Meski tinggalnya beda kecamatan, satu di Karangnongko, satunya di Jogonalan, jika ketemu acaranya tak lain tak bukan hanyalah mabok-mabokan. Bisa pakai bir hitam bisa pula pakai ciu. Jangan-jangan keduanya punya KTA Pangunci (Paguyuban Ngunjuk Ciu) yang berpusat di Mbekonang, Solo.

Sama-sama pemabok, jejak rekam Paiman sangat buruk, sering jadi urusan polisi. Pernah nusuk orang di Prambanan, dan terlibat perkelahian gara-gara karakternya yang temperamental macam Baladewa wayang kulit. Karena sifatnya yang emosian dan menang sendiri, dari Kades, RW sampai RT tak peduli lagi akan kelakuan mbah Paiman. Bahkan istri dan anak-anaknya pun pilih tinggal di Bandung, karena sudah tak tahan akan kelakuan suami dan bapaknya tersebut.

Nah, jauh dari istri itulah yang kemudian memunculkan dugaan, Paiman ada main dengan istri Marto Kucluk dari Karangnongko. Tentu kabar ini membuat Marto Kucluk jadi cemburu. Kita boleh sama-sama warga Pangunci, mabok dengan gelas dan botol yang sama. Tapi tak eloklah jika kemudian istri teman dipakai bersama-sama pula.

Belum lama ini Marto Kucluk menyempatkan diri ke rumah Mbah Paiman untuk klarifikasi. Mudah-mudahan isyunya hoaks belaka. Tapi belum sempat ngomong soal itu sudah diajak minum ciu sampai beberapa sloki. Dan tak lama kemudian keduanya pun mabok bersama, ngomongnya mulai ngaco. Tiba-tiba makclup (spontan) ngomong, “Kang Paiman, jare kowe ndhemeni bojoku ya (katanya kamu menzinai biniku ya).”

Sedikit kata-kata itu, tapi sengak didengar bagi Paiman. Dalam usia 60 tahun ke atas seperti dirinya, ibarat kata disanjung takkan terbang, dihujat takkan tumbang, dan dipegang-pegang juga takkan tegang. Lha kok ini Marto Kucluk datang-datang menuduh dirinya mengencani istrinya. Sungguh kucluk (tolol) ini orang.

Tanpa ba bi bu lagi, dia lalu ke belakang ambil pedang yang biasanya untuk babat rumput di sawah. Dengan emosi Mbah Paiman ngomel-ngomel pada tamunya. “Tajamnya pedang ini, kalah tajam oleh kata-katamu barusan.” Ujar Mbah Paiman meledak-ledak. Dan ternyata bukan sekedar untuk menakut-nakuti, tapi langsung disabetken ke leher Marto Kucluk. Hanya sekali gebrak sahabat dari Karangnangka itu tewas di tempat.

Gegerlah penduduk. Sebagian melarikan Marto Kucluk ke RSUD Klaten, sebagian menangkap Mbah Paiman dan diserahkan ke Polsek Jogonalan.  Polisi sudah tidak kaget lagi, memang orang satu ini langganan urusan kriminal. Dalam pemeriksaan Mbah Paiman mengaku tersinggung karena dituduh kelonan sama bini Marto Kucluk.

Dua-duanya penghamba miras, benar-benar kucluk! (GTS)
    

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT