Kelima, Smart Transformation of Nation and Culture (Transformasi Berbangsa dan Berbudaya) yakni kota dengan mengedepankan kehidupan berbangsa dan berbudaya melalui ruang-ruang simbolis bersama untuk merayakan kesatuan dan kebhinnekaan nusantara.
Menteri Basuki berharap ketiga pilar visi dan tujuan IKN baru menjadi cerminan bagi kemajuan bangsa, sehingga dapat dijadikan contoh untuk pembangunan kota-kota lain di Indonesia. Mencerminkan identitas bangsa, yang diterjemahkan dalam urban design secara filosofis dari pilar-pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
IKN baru harus menunjukkan keberlanjutan kehidupan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Karena itu, konsep pembangunan IKN baru meminimalisir intervensi terhadap alam, mengintegrasikan ruang-ruang hijau serta biru dan mempertahankan keberadaan hutan Kalimantan atau City in the Forest.
Kemudian, IKN merupakan kota yang cerdas dan modern berstandar internasional. IKN baru menjadi kota yang compact, mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
Arsitek asal Jepang Kengo Kuma mengatakan, “Saya percaya dan berharap IKN di Kalimantan akan jadi contoh yang terbaik bagi kota-kota dunia, bukan hanya bagi Asia, karena adanya kombinasi antara keasrian alam dengan kehidupan modern dewasa dan masa datang dengan kemajuan dijitalnya dan Teknologi Informasi yang hebat. Keseimbangan yang terbaik saya percaya akan ada di sana."
“Pembangunan IKN akan menjadi momentum bersejarah kebangkitan Indonesia, bahkan dunia, setelah melewati masa Pandemi COVID." tambah Kengo Kuma. (cr01)