DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Meski terlahir dari satuan Brigade Mobile (Brimob) Polri, Kompol Ibrahim Joao Sadjab, S.E.,SIK., telah mendapat jabatan strategis sebagai Kapolsek di jajaran wilayah hukum Polres Metro Depok.
Sebagai perwira jebolan Akpol angkatan 2009 yang terlahir dari pasukan elite Polri yaitu Brimob, jadi tidak lepas kemungkinan beralih menjadi polisi umum dan dipercayakan oleh pimpinan dalam mengisi jabatan strategis.
"Setelah tidak di satuan Brimob dan pindah ke Polisi umum, pertama-tama saya menjabat sebagai Wakapolsek Pondok Aren Polres Tangerang Selatan, setelah itu menjadi Kapolsek Sukmajaya, lalu kembali lagi ke Polres Bandara Soekarno Hatta sebagai Kasat Samapta, dan terakhir sekarang menjabat sebagai Kapolsek Cimanggis," ujar Kompol Ibrahim kepada Poskota di ruang kerjanya.
Selama menjabat Kapolsek di jajaran wilayah hukum Polres Metro Depok, Kompol Ibrahim akrab disapa Baim ini menerapkan sistem kepemimpinan disiplin kepada anggota.
"Tentu ada perbedaan pola kepemimpinan waktu di Sat Brimob dengan polisi umum. Sehingga harus belajar dan berusaha dalam menjadi polisi umum untuk dapat berbuat terbaik bagi masyarakat dan kesatuan," ucap Kapolsek Cimanggis ini.
Menurutnya, dibutuhkan adaptasi peralihan dari Brimob ke polisi umum dan itu membutuhkan proses.
"Bagaimana kita dapat berharga di mata anggota dengan menjadi seorang pimpinan di satuan terkecil," ungkap yang pernah menjadi anggota Brimob di Kelapa Dua Depok dan Kedung Halang Kabupaten Bogor, dan pernah menjabat sebagai Komandan Kompi (Dangki).
Menurut Baim dalam pembinaan sebagai anggota Brimob masih bisa satu suara. Namun di polisi umum harus banyak belajar dalam mengatur anggota mempunyai sifat berbeda.
"Dalam menyatukan satu persepsi tunjungan kinerja, inovasi, sehingga nanti anggota akan mengikuti secara sendirinya," imbuhnya.
Baim berasal dari lingkungan keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS) kelahiran Manado - Malang Jawa Timur ini sebelum berhasil masuk polisi penuh dengan perjuangan berat yang dialami nya.
"Bapak sangat mendukung kalau anak nya bisa jadi seorang polisi hal itulah yang menjadi pemicu motivasi untuk dapat masuk tes Akabri namun tidak pernah lulus. Namun berhasil masuk bintara setelah dinas tiga tahun ikut tes Akpol baru lulus," beber Baim yang memiliki cita-cita sebagai Dokter ini.
Lebih Memilih Polisi Ketimbang Dokter
Kendati dari awal Baim lebih bercita-cita untuk menjadi dokter, keinginan itu di korbankan meski sudah di terima di Universitas Kedokteran Hasanudin. Ia lebih memilih pengabdian menjadi aparatur hukum sebagai anggota Polri.
"Bapak dari dulu ingin melihat salah satu anak nya dapat menjadi seorang polisi. Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara akhirnya saya melepas kuliah Kedokteran untuk jadi polisi," tutur pria berbadan kekar hobi gym dan baca.
Baim berharap dalam masa pandemi ini kepada seluruh anggota meski tetap harus berbakti bagi bangsa dan negara terutama menjalankan program vaksinasi nasional juga tetap jaga kesehatan dan semangat.
"Masih banyak masyarakat dan keluarga membutuhkan keberadaan polisi sebagai pelindung, pengayom dan penegak hukum, " tutup perwira meraih penghargaan Team Climber juara , Dayung Nasional juara 2 dan Arung Jeram Gabungan TNI memperebutkan piala Kostrad. (Angga)