JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemimpin Party for Freedom sekaligus anggota Parlemen Belanda, Geert Wilders, menyampaikan ketidaksepakatannya dengan permintaan maaf Perdana Menteri Mark Rutte kepada rakyat Indonesia.
Diketahui, pendapat Greet Wilders justru berbanding terbalik dengan permintaan maaf Mark Rute terkait kekerasan ekstrem tentara Belanda kepada Rakyat Indonesia selama Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1950.
Geert Wilders malah menuntut balik Indonesia yang seharunya meminta maaf atas kekerasan yang ada saat itu.
"Di mana permintaan maaf dari pihak Indonesia atas kekerasan mereka terhadap Belanda dan Bersiap? Menghukum tentara Belanda adalah memalsukan sejarah," tulis Geert Wilders pada laman Twitter pribadinya, dikutip pada Sabtu (19/2/2022).
Menurut Greet Wilders, seluruh tentara Belanda saat itu sudah melakukan aksi heroik bagi bangsa Belanda.
Oleh karena itu, Menurutnya, Rutte tidak layak mengucapkan kata maaf tersebut.
"Mereka adalah pahlawan. Kita harus berdiri di belakang veteran kita. Permintaan maaf tidak pantas," pungkas Geert Wilders.
Sementara itu, sebelumnya, Permintaan maaf yang mendalam kepada Indonesia disampaikan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Kamis (17/2/2022).
Lihat juga video “Ahli Feng Shui Master Xiang Yi: Politik Tahun Ini akan Terjadi Ledakan Besar”. (youtube/poskota tv)
Ini sebagai tanggapan atas hasil penelitian sejarah tentang "kekerasan ekstrem“ tentara Belanda di Indonesia selama 1945-1950.
Peneliti sejarah mengatakan jenis-jenis kekerasan itu masa kini dianggap "kejahatan perang“.
Hasil penelitian sejarah perang kemerdekaan Indonesia di Belanda menemukan pasukan Belanda menggunakan "kekerasan berlebihan" dalam upaya untuk mendapatkan kembali kendali atas bekas koloni mereka usai Perang Dunia Kedua berakhir di Eropa. (Ibriza Fasti Ifhami)