ADVERTISEMENT

Bukan Masalah Biasa Nih! DPR Desak PUPR Atasi Banjir Lamongan

Kamis, 17 Februari 2022 11:48 WIB

Share
Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, tahun 2018. (Foto: Antara).
Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, tahun 2018. (Foto: Antara).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo meminta Kementerian PUPR segera menangani banjir di kabupaten Lamongan yang sudah berlangsung lebih dari 2 bulan.

"Banjir di Lamongan ini akibat luapan sungai Bengawan Njero yang terjadi rutin setiap tahun saat musim hujan. Sejak akhir Desember 2021 lalu sampai sekarang masih banjir. Hal ini tidak bisa dianggap biasa. PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai- Bengawan Solo (BBW-BS) harus segera turun tangan mengatasi banjir ini. Kasihan warga yang terdampak berbulan-bulan," Kata Sigit dalam keterangan tertulis yang diterima Poskota, Kamis (17/2/2022).

Daerah terdampak Banjir Bengawan Njero setidaknya di enam Kecamatan di Kabupaten Lamongan, yaitu Kecamatan Turi, Kecamatan Kalitengah, Kecamatan  Kecamatan Karang Binangun, Kecamatan Glagah, Kecamatan  Deket, dan Kecamatan  Karanggeneng.

Keenam kecamatan ini adalah bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Blawi, yang oleh masyarakat sekitar lebih dikenal sebagai Bengawan Njero, untuk membedakan dengan Bengawan Njobo (sebutan untuk Bengawan Solo).

Banjir yang sudah sering terjadi membuat warga tidak bisa beraktivitas. Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam sejumlah akses jalan poros desa, jalan poros kecamatan, dan sejumlah fasilitas umum. Banjir juga menghanyutkan ikan di tambak warga. Bahkan, anak-anak terpaksa belajar disekolah yang terendam banjir.

BPBD Kabupaten Lamongan melaporkan, pada banjir Bengawan Njero yang sekarang sedang berlangsung menyebabkan tenggelamnya 2.413 rumah penduduk, 56 fasilitas pendidikan, 6 fasilitas kesehatan, 5970 hektar sawah tambak, 17 fasilitas ibadah, 45.267 km infrastruktur jalan, 6.287 jiwa terdampak. Kerugian material diperkirakan sedikitnya Rp29,4 miliar.

"Banjir di Lamongan ini sudah banyak menyebabkan kerugian. Perlu kerja sama, koordinasi dan sinergi semua pihak dari pusat hingga daerah untuk mengatasinya. Di PUPR ada anggaran untuk penanggulangan banjir, saya harap bisa diperuntukan bagi penanganan banjir di Lamongan pada tahun ini," kata Sigit.

Diketahui, tahun ini Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,37 triliun untuk pengendalian daya rusak, di antaranya untuk pengendalian banjir, pengamatan pantai, dan pembangunan pengendalian sedimen.(*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT