ADVERTISEMENT

Industri Otomotif Tumbuh 17,82 Persen, Menperin: Industri Ini Mampu Serap Banyak Tenaga Kerja

Rabu, 16 Februari 2022 11:27 WIB

Share
Industri Otomotif Mampu Serap Banyak Tenaga Kerja.(Humas Kemenperin)
Industri Otomotif Mampu Serap Banyak Tenaga Kerja.(Humas Kemenperin)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

KARAWANG, POSKOTA.CO.ID -  Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, pertumbuhan sektor otomotif ini menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan industri manufaktur dan ekonomi nasional sekaligus menyerap banyak tenaga kerja.

 Khusus industri otomotif ternyata masih mampu menunjukkan geliatnya. Ini terlihat dari laju produktivitas industri yang tetap terjaga dalam memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor.

 “Industri alat angkutan/otomotif ini tumbuh luar biasa pada tahun 2021 mencapai pertumbuhan dua digit yaitu 17,82 persen. Penyerapan tenaga kerjanya juga cukup tinggi, yang langsung maupun tidak langsung. Sekitar 1,5 juta tenaga kerja di sepanjang mata rantai nilai industri,” ujar Menperin saat Pelepasan Ekspor Perdana Fortuner ke Australia, Selasa (15/02/2022).

 Menperin juga mengungkapkan, saat ini industri otomotif nasional digawangi oleh sejumlah 21 perusahaan  dengan kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun.

Selain itu, capaian ekspor mobil nasional ke Australia ini membuktikan bahwa industri otomotif Indonesia mampu menghasilkan produk dengan spesifikasi yang ketat.

“Sama dengan (ekspor ke) Jepang, ini membuktikan ketika kita bisa mengekspor produk kita ke Australia yang terkenal memiliki spesifikasi yang ketat, ini antara lain terkait dengan spesifikasi bahan bakar, spesifikasi emisi, dan spesifikasi keamanan,” ujarnya.

Menperin menambahkan, selain Australia dan Asia, Indonesia juga telah mampu menembus pasar ekspor otomotif di benua Amerika dan Afrika.

“Dengan rantai nilai yang terbentang luas, industri otomotif nasional memiliki nilai power linkage sebesar Rp35 triliun dan backward linkage sebesar Rp43 triliun di tahun 2021,” jelasnya.

“Toyota sendiri nilai power linkage-nya Rp19,7 triliun dan nilai backward linkage-nya sebesar Rp16,1 triliun. Jadi ini sudah hampir 40 persen dari total akumulatif dari industri manufaktur yang dikembangkan oleh Toyota,” terangnya.

Agus menyampaikan, pihaknya bertekad untuk memacu sektor industri untuk meningkatkan investasi, nilai tambah, dan juga perluasan ekspor termasuk membuka pasar-pasar ekspor baru.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Iksan Muhammad
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT