ADVERTISEMENT
Selasa, 15 Februari 2022 18:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Usai minyak goreng naik di pasaran, kini harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe dikabarkan melambung tinggi.
Hal tersebut membuat pengrajin tahu mesti mengurangi jumlah produksi.
Bahkan tak segan, jika kedelai terus mengalami kenaikan harga, pengrajin ancam mogok.
Dadang Kusdinar (40), pengrajin tahu mengaku, karena harga kedelai yang melonjak, membuat dirinya mesti mengurangi jumlah produksi.
"Biasa kita produksi tahu 2,5 kwintal, tapi sekarang paling ya 1 kwintal, jadi ada penurunan produksi akibat harga kedelainya itu gak tahan (mahalnya)," ungkap Dadang kepada wartawan saat ditemui di pabrik yang berlokasi di Jalan Sirsak, RT 02/10, Kelurahan Utan Kayu Utara, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Selasa (15/2/2022).
Pun kata pria yang akrab disapa Ujang itu menyampaikan bahwa dirinya merasakan perubahan harga kedelai sebanyak empat kali selama kurang lebih setahun belakangan ini.
Menurut Dadang, biasanya harga kedelai bergejolak menjelang bulan puasa Ramadan.
"Sebelumnya harga (kedelai) Rp90 ribu per 10 kilogram, sempat naik menjadi Rp120 ribu, terus ke Rp180 ribu, sempat turun lima ribu, jadi Rp175 ribu," ungkap Dadang.
Kini, kata Dadang, harga kedelai untuk per 10 kilogramnya hampir mencapai Rp180 ribu.
Pun dia harus memutar otak guna menyiasati kenaikan harga kedelai.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT