Di sisi lain, peran mesin partai juga tak kalah ikut andil di dalam mendongkrak penilaian publik terhadap sosok Prabowo Subianto. Dukungan yang solid dari partai Gerindra mulai dari bawah hingga di atas untuk mendapuk kembali Ketumnya sebagai calon Presiden di 2024 juga sangat jelas terdengar oleh publik sehingga pilihan publik mayoritas jatuh ke Prabowo.
"Kepastian Ini juga yang membuat elektabilitas prabowo kokoh di puncak elektabilitas. Hingga hari ini belum ada peristiwa yang berarti yang mampu mendegradasi posisinya di hati rakyat," ucapnya.
Kemudian, di samping itu pula saat ini semakin banyaknya deklarasi-deklarasi dukungan dari kelompok masyarakat baik secara sendiri dan berpasangan juga dapat menjadi indikator bahwa publik mengetahui dan mengharapkan beliau menjadi Presiden 2024.
Sementara Ganjar mengalami penurunan elektabilitas dari survei periode Desember 2021 lalu. Boleh jadi hal ini terjadi karena peristiwa yang terjadi di desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah yang demikian viral di media maistream dan medsos. Kesempatan ini mendorong Anies kembali ke posisi ke-2 setelah Prabowo.
Partai Gerindra Masih Kokoh
Lebih lanjut, Igor juga memotret seperti apa pandangan publik terhadap lembaga partai yang saat ini ada, khususnya mereka yang bakal ikut menjadi peserta di Pemilu 2024.
Sebagaian besar publik yakni sebesar 19,1 persen masih menjatuhkan pilihannya kepada PDIP jika pemilu 2019 diadakan hari ini. Sementara posisi ke-2 masih ditempati Gerindra dengan perolehan persentase keterpilihan sebesar 15,6 persen.
Untuk posisi ke-3 ditempati oleh Golkar 10,9 persen, diikuti oleh PKB 6,3 persen, PKS 6,0 persen, NasDem 4,9 persen, PPP 1,9 persen, PAN 1,3 persen. Untuk PSI, PBB, Hanura, PKPI, Perindo dan Partai Berkarya masing berada diinterval 1,0 persen hingga 0,1 persen.
Demikian juga halnya dengan partai-partai baru yang akan menjadi peserta pemilu 2024 bila lulus persyaratan kepesertaan.
"Kesempatan untuk meraih suara lebih besar lagi masih sangat terbuka lebar karena masih ada 26,0 persen publik yang belum menentukan pilihannya," pungkasnya.
Perlu diketahui, bahwa survei ini dilakukan oleh SPIN pada tanggal 31 Januari-11 Februari 2022 dengan melibatkan 1.230 responden yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan cara tatap muka dibantu lembaran kuesioner. Survei ini juga menggunakan metode probability sampling dan multistage random sampling dengan Margin of Error (MoE) kurang lebih 2,8 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen. (*/ys)