JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota DPR dari Fraksi PKS menilai harga tempe dan tahu berpotensi mengalami kenaikan akibat harga kedelai impor yang merangkak naik.
"Kenaikan kedelai impor itu berdampak naiknya harga tempe dan tahu, dan ditambah lagi kenaikan harga minyak goreng yangmasih dirasakan masyarakat," terang anggota Komisi IV DPR Slamet yang dihubungi di Jakarta, Minggu malam (13/2/2022).
Itu disampaikan Slamet menanggapi kenaikan harga impor kedelai. "Karena kenaikan harga kedelai impor tersebut, sehingga ukuran tempe dan tahu yang dijual di masyarakat menjadi kecil," tutur Slamet yang berasal dari daerah pemilihan Jawa Barat IV.
Ia menambahkan kenaikan harga kedelai impor ini menjadi beban masyarakat, apalagi mereka masih merasakan kenaikan harga minyak goreng. "Ini menjadi beban masyarakat," terang Slamet.
Slamet menegaskan persoalan minyak goreng dan kenaikan harga kedelai terjadi karena manajemen yang tidak pas dalam penanganan bahan pangan.
"Kita harus mencari akar permasalahan terlebih dahulu, karena kalau akar masalahnya tidak diperbaiki maka persoalan ini akan muncul lagi," tutur Slamet.
Ia menambahkan siklus ini akan terus berulang, dan ujung-ujungnya Pemerintah melakukan operasi pasar, itu tidak memecahkan persoalan sehingga masalah bahan pangan akan muncul lagi.
Slamet menjelaskan Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan peraturan presiden (perpres) tentang pembentukan Badan Pangan tapi sudah delapan bulan badan tersebut belum muncul juga.
"Saya menilai Jokowi itu tidak dianggap oleh anak buahnya karena perpres sudah dikeluarkan tapi badannya belum terbentuk. Ini sudah 8 bulan," papar Slamet.
Padahal, menurutnya, dengan adanya Badan Pangan maka manajemen bahan pangan dilakukan melalui satu pintu, berbeda dengan sekarang ini manajemen bahan pangan dengan adanya kepentingan yang berbeda, seperti antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.
"Melalui Badan Pangan ini menajemen bahan pangan dilakukan satu pintu, baik menyangkut kebutuhan impor, atau ketersediaan stok. Namun sampai sekarang badan ini belum juga terbentuk," Slamet menegaskan. (johara)