Kejahatan Makin Sadis, Salah Siapa?

Senin 07 Feb 2022, 06:00 WIB
Tersangka pembunuhan pemuda di Bekasi saat ditampilkan dalam konferensi pers. (foto: poskota/ pandi)

Tersangka pembunuhan pemuda di Bekasi saat ditampilkan dalam konferensi pers. (foto: poskota/ pandi)

Oleh Ifand, Wartawan Poskota

PARA pelaku kejahatan hingga saat ini semakin sadis kepada para korbannya. Mereka tega menyakiti, bahkan membunuh, bila ketahuan atau korbannya melawan. Hal ini seperti yang menimpa seorang pemuda LEH, 17, di kawasan Bekasi, Jawa Barat, yang tewas dengan luka bacok di bagian kepala, pada Minggu (6/2) dinihari.

Terjadinya kasus tersebut, menujukan kejahatan terus meningkat dari waktu ke waktu. Bukan hanya dari segi kuantitas, namun kualitas kejahatan yang dilakukan para pelaku pun meningkat dan terbilang semakin sadis.

Dahulu kala, para pelaku kejahatan hanya merampas barang berharga korban tanpa melakukan kekerasan. Namun sekarang, para pelaku bukan hanya merampok, tapi mereka melukai, bahkan hingga membunuh korbannya dengan keji.

Bahkan yang lebih parahnya lagi, pelaku kejahatan juga dengan teganya melakukan pelecehan terhadap korbannya. Dan selanjutnya, demi menghilangkan jejak, mereka juga membunuh dengan cukup keji.

Berdasarkan pengamatan kriminologi, aksi yang dilakukan para pelaku kejahatan hal tersebut disebabkan beberapa faktor. Penyebabnya adalah perubahan sosial yang disebabkan kemiskinan, pengangguran, hingga pengaruh alkohol yang saat ini semakin banyak terjadi.

Karena beberapa faktor itulah yang membuat pelaku kejahatan semakin merajalela. Mereka yang selama ini kesulitan, memilih mencari uang dengan cara instan sehingga dengan mudahnya melukai korban yang ditemukan di pinggir jalan.

Selain dengan semakin sadisnya para pelaku kejahatan, disisi lain juga terlihat semakin melemahnya penegakan hukum di bidang kejahatan jalanan. Pasalnya, jumlah petugas keamanan, salah satunya terkait personel kepolisian, yang ada hingga saat ini tidak ideal.

Saat ini jika dirata-ratakan seorang polisi harus mengawasi sampai ratusan warga yang jumlahnya sangat tidak sebanding. Langkah patroli pun sangat diperlukan petugas kepolisian di lokasi-lokasi rawan untuk menghindari kejadian terulang.

Karena kurangnya personil, kurangnya patroli sehingga aksi kejahatannya semakin marak, masyarakat akhirnya mulai bertindak. Imbasnya, masyarakat menjadi semakin liar sehingga membuat pelaku kejahatan semakin beringas.

Masyarakat sering main hakim sendiri, bahkan kadang menghilangkan nyawa pelaku kejahatan, sehingga mereka memilih menghabisi korbannya dari pada ditangkap warga. Munculnya keberingasan warga itu juga terjadi akibat para penegak hukum tidak jadi dijadikan semacam patokan bagi masyarakat.

News Update