JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Puasa di bulan Rajab disunnahkan karena umat Muslim dianjurkan untuk berpuasa pada bulan-bulan agung menurut agama.
Ketentuan melaksanakan puasa Rajab sama seperti puasa di bulan Ramadhan. Hanya niat puasa Rajab berbeda dan puasa tidak dilakukan sebulan penuh.
Bulan Rajab adalah bulan ketujuh dalam hitungan kalender Hijriyah dan termasuk salah satu bulan suci (haram), bulan yang dimuliakan beserta ketiga bulan lainnya yaitu Dzulqa'idah, Dzulhijah, dan Muharram.
Pada bulan Rajab, terdapat peristiwa Isra Mi’raj pada tanggal 27. Nabi Muhammad Saw, melakukan perjalanan dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) dan dari Masjidil Aqsho ke Sidratul Muntaha menghadap Allah SWT dengan mengendarai Buraq pada peristiwa Isra Mi’raj.
Ketentuan Puasa Rajab
Sebagaimana dilansir dari Islam.nu.or.id, puasa pada bulan Rajab adalah salah satu amalan yang disunnahkan.
Dalam pelaksanaannya, puasa Rajab dilakukan hanya beberapa hari saja, tidak boleh selama satu bulan penuh.
Puasa rajab baiknya dilakukan saat bertepatan hari-hari utama agar pahalanya lebih besar. Seperti pada ayyâmul bidh (tanggal 13, 14, dan 15), hari Senin, hari Kamis, dan hari Jumat.
Niat untuk puasa sunnah Rajab dapat dilafalkan sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِى شَهْرِ رَجَبِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu Sauma ghodin fii syahri rajabi sunnatan lillahi ta'aalaa
Artinya : "Saya niat puasa esok hari di bulan rajab sunah karena Allah Ta'ala"
Jika kita ingin menjalankan puasa Rajab di siang hari tetapi lupa untuk membaca niat pada malam harinya, boleh menyusul mengucap niat puasa Rajab.
Dengan catatan, pada saat itu selama pada siang hari kita belum makan, minum, atau melakukan hal-hal lain yang membatalkan puasa.
Niat puasa sunah Rajab di siang hari dapat dilafalkan sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hadzaal yaumi 'an ada'i sunnati Rajaba lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah Ta'ala."
Keutamaan Puasa Rajab
Mengenai keutamaan puasa Rajab, Imam al-Ghazali dalam Ihyâ ‘Ulumiddîn (juz 3, h. 431) mengutip dua hadits berikut:
صوم يوم من شهر حرام أفضل من ثلاثين من غيره وصوم يوم من رمضان أفضل من ثلاثين من شهر حرام
Artinya: “Satu hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram.”
من صام ثلاثة أيام من شهر حرام الخميس والجمعة والسبت كتب الله له بكل يوم عبادة تسعمائة عام
Artinya: “Barang siapa berpuasa selama tiga hari dalam bulan haram, hari Jumat, dan Sabtu, maka Allah balas setiap satu harinya dengan pahala sebesar ibadah 900 tahun.”
Puasa Rajab memiliki banyak keutamaan yang bisa menjadi kekuatan untuk menjalankannya.
Cukup lakukan ketentuan dan niat puasa Rajab untuk menambah jumlah amalan kita dengan niat beribadah untuk Allah SWT.