JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami seorang wartawan viral di media sosial. Irine Wardhanie, mantan wartawan Geotimes, memposting tindakan pelecehan seksual terhadap dirinya yang dilakukan rekan sekantor.
Irine memuat thread terkait tindakan percobaan pelecehan seksual melalui akun twitter pribadinya @irenzzz, Rabu malam (2/2/2022).
Kejadian pelecehan seksual ini diduga dialami pada tahun 2015 silam. Irene turut menuduh wartawan senior Farid Gaban, yang saat itu merupakan Pemred dari Geotimes, melindungi pelaku.
“2015 saya menjadi reporter di geotimes, pelecehan verbal dilakukan oleh Zahari, manager distribusi. saya masih mampu menegur secara keras kelakuannya,” tulis Irine melalui akun twitter pribadinya.
Irine menuturkan dugaan pelecehan seksual yang ia alami semakin menjadi setelah ia pulang dari ekspedisi bersama TNI AL.
“List kata2 pelecehan yg saya terima dari pelaku: jalanmu kayak l****, sudah berapa k***** yang masuk ke m****mu di kapal? tidur yuk kita sama2 single khan? kamu pasti udah gak perawan,” tulis Irine.
Tidak sampai disitu, terduga pelaku juga beberapa kali masuk ruang kerja Irine dan memaksa untuk melakukan hubugan seks.
Irine mengatakan yang bisa ia lakukan hanya meminta tolong, namun tidak ada yang menolongnya. Terduga pelaku juga mulai berani memegang badan hingga meremas pantatnya.
“Karena tidak tahan saya cerita kelakuannya ke salah satu fotografer Geotimes. Fotografer tersebut menegur pelaku dan minta saya untuk menghindari pelaku,” tulis Irine.
Sampai pada suatu saat di mana Irine diduga mengalami percobaan pemerkosaan oleh rekan sekantornya.
Ia mengatakan bahwa kejadian itu dialami ketika ia menyerahkan kuitansi rumah sakit pada terduga pelaku.
“Kuitansi saya ditolak alasannya itu bukan tugas pelaku, saya sempat nanya, trus reimburse kemana?, pelaku jawab tidak tau,”
“Lalu saya ditarik dan dia mencoba melakukan perkosaan di ruangannya siang hari,” tulis Irene
Ia menerangkan bahwa kejadian tersebut terjadi saat siang hari ketika suasana kantor sedang ramai. Selain itu, ia mengatakan bahwa banyak saksi di tempat kejadian.
“Saya berhasil lari dan minta tolong ke teman2 yang ada diruang redaksi dan pelaku berhasil mengejar saya dan dia menjambak rambut saya dan kepala saya dibenturkan ke besi rangka ruang kaca,” tulis Irine.
Setelah kejadian tersebut, Irine langsung melapor pada atasannya. Namun, atasannya tetap meminta ia lanjut bekerja. Irine lalu memutuskan untuk pulang tanpa persetujuan.
Korban tetap menuntut adanya sanksi hingga melaporkan tindak pelecehan seksual pada Farid Gaban selaku Pemred.
Menurut Irine, Farid Gaban hanya memanggil beberapa saksi lalu bilang bahwa kasusnya akan diselesaikan oleh managing editor Surya Kusuma.
Tidak puas dengan hasilnya, korban lalu melaporkan kasus pelecehan seksualnya ke Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.
Salah seorang pengurus AJI Jakarta kemudian mendampingi Irine untuk melaporkan kasusnya ke LBH Pers Jakarta.

Tangkapan layar post twitter dari akun pribadi milik Irine Wardhanie, @irenzzz
Pihak korban bersama pendampingya mengupayakan proses mediasi. Namun, proses mediasi tersebut gagal.
Dalam postingannya korban mengatakan bahwa Farid mengusir perwakilan dari AJI Jakarta dan LBH Pers Jakarta.
“Strategi awalnya adalah kami datangi kantor geotimes untuk mediasi. tapi apa yang terjadi?,”
“Yang terhormat Pemred saya @faridgaban mengusir pendamping saya @AJI_JAKARTA dan @lbhpersjakarta dan berteriak jika kasus ini saya lanjutkan dia akan hancurkan karir saya,” Tulis Irine.
Sementara, melalui akun twitter pribadinya Farid Gaban membantah telah mengusir perwakilan dari dari AJI Jakarta dan LBH Pers Jakarta.
Farid Gaban bahkan bersumpah atas pernyataannya dan berani untuk menjalankan tes poligraf.
Farid juga menyatakan bahwa ia tidak pernah bertemu dengan tim delegasi dari AJI Jakarta dan LBH Pers Jakarta.
“Saya TIDAK PERNAH BERTEMU dg tim/delegasi AJI/LBH Pers, tidak pernah tahu kedatangan mereka dan tidak diberitahu. Bagaimana bisa saya mengusir?, Saya bersedia diperiksa utk kesaksian krusial ini,” Tulis Farid Gaban melalui akun twitter pribadinya @faridgaban.
Sebelumnya Farid akui telah menerima laporan tindak pelecehan seksual dan percobaan pemerkosaan terhadap korban.
Farid telah meminta pihak independen untuk memverifikasi dua kesaksian berbeda. Ia juga menyetujui Yayasan Pulih sebagai rekomendasi tim independen dari pihak Korban.

Tangkapan layar akun twitter pribadi milik Farid Gaban @faridgaban
Farid menyatakan bahwa ia siap memecat tertuduh dan mendukung korban melaporkannya ke polisi.

Tangkapan layar akun twitter pribadi milik Farid Gaban @faridgaban
Sampai hari ini Farid belum pernah menerima rekomendasi dari Yayasan Pulih terkait kasus pelecehan seksual terhadap Irine.