Jalan terpincang-pincang, ngesot, merangkak, itu pemandangan yang sering dilihat masyarakat di perempatan lampu merah atau dalam angkutan umum.
Siapa mereka? Oh, mereka itu adalah orang yang disebut penyandang masalah sosial. Bisa pengemis, atau bisa juga disebut penipu?
Kok, penipu? Ya, sebagian dari mereka keadaan tubuhnya sebenarnya tidak masalah, atau separah seperti yang kita lihat.
Boleh dibilang itu ‘cacat’ yang melekat di tubuh adalah bikinan, artinya sengaja dibuat sedemikian rupa, agar orang yang melihat merasa iba.
Seperti mau main drama, mereka dipermak wajah dan tubuh lainnya menjadi pincang,kaki hilang sebelah, tangan buntung, wajah penyok, korengan dan banyak lagi,membuat tubuh jadi rusak.
Mereka mengubah tubuh menjadi nggak utuh dengan dilakukan sendiri atau pertolongan orang lain yang bertindak sebagai dalang. Pokoknya mereka ahli make up yang bikin rusak penampilan.
Setelah mendapat riasan yang sempurna jelek, lalu menyebar menengadahkan tangan sambil mengucap kasihan Pak, Bu, dengan wajah memelas. Minta belas kasihan orang, mengemis.
Apakah para pemain itu hanya meminta-minta? O, tidak Bung. Ada juga yang buat melakukan kejahatan.
Modus kaki pincang, luka arah dan pura-pura tertabrak kendaraan. Lalu mereka memeras pengendara yang dituduh menabrak.
Kasus yang baru saja terjadi viral di Jakarta Timur, seorang lelaki dengan terpincang-pincang mengaku tertabrak dan memaksa minta ganti rugi.
Tapi, untung orang yang dituduh tahu kalau itu penipuan dan melapor pada petugas.