Covid-19 Kian Merajalela, PTM di Kota Bogor Distop Sepekan

Kamis 03 Feb 2022, 09:36 WIB
Ilustrasi proses PTM. (foto: ist)

Ilustrasi proses PTM. (foto: ist)

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Kegiatan belajar mengajar di Kota Bogor kembali digelar secara daring. Hal itu lantaran Lonjakan kasus Covid-19 yang kian merajalela. 

Khawatir timbul kluster rumah tangga, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terpaksa menghentikan sementara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas pada semua jenjang pendidikan sejak Rabu (2/2/2022) hingga 7 Februari mendatang.

Penghentian sementara PTM Terbatas tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor Nomor 01/STPC/02/2022, tentang Kebijakan Penghentian Sementara pada Masa PPKM di Kota Bogor.

Tak hanya itu, satuan pendidikan yang melakukan kegiatan perkantoran non esensial berlaku Work From Office (WFO) atau pembatasan kerja di kantor maksimal 50 persen bagi pegawai yang sudah divaksin.

Wali Kota Bima Arya mengatakan, pihaknya telah meminta izin gubernur untuk menghentikan PTM lantaran adanya lonjakan eksponensial. Sebab, hingga kini ada 85 siswa maupun guru dari 19 sekolah yang telah terpapar covid.

"Kami memutuskan menyetop PTM sampai 7 Februari. Setelah itu akan dilihat bila lonjakan tinggi, BOR tinggi bukan tak mungkin, PTM ditunda lagi," katanya.

Kebijakan itu, jelas Bima, semata-mata bukan hanya untuk menyelamatkan anak, tetapi orangtua dan lansia yang memiliki komorbid. Sebab, dari kasus di klaster sekolah, paling banyak terpapar adalah siswa SMA.

"Mungkin karena mobilitas mereka masih tinggi, kemudian terpapar dan membawa ke sekolah dan keluarga. Penghentian sementara PTM adalah ikhtiar membendung laju omicron," jelasnya.

Saat disinggung apakah Pemkot Bogor akan kembali melakukan pengetatan pada beberapa sektor. Bima mengaku takkan melakukannya, namun tetap meminta warga menjaga prokes, menghindari pertemuan fisik dan menjauhi kerumunan.

"Kami ingin roda ekonomi terus berjalan sampai ada keputusan pusat," tegasnya.

Lebih lanjut, Bima menyebut bahwa warga yang terpapar varian Omicron mayoritas berasal dari klaster keluarga dan luar kota. Ia juga menyebut bahwa tempat tidur RS hanya diperuntukan untuk pasien gejala sedang dan berat.

Berita Terkait

News Update