"Belum dapet sampai sekarang. Kalau udah dapet ya saya pulang," ucapnya.
Sementara itu, pantauan poskota, petugas gabungan menjaga ketat pintu masuk Vihara.
Para pengemis tidak diperbolehkan masuk ke dalam Vihara.
Sehinga mereka menunggu di luar mengharapkan belas kasihan umat.
Terpisah, pengemis lain bernama Agus mengatakan setiap perayaan imlek, dirinya datang ke Vihara Dharma Bhakti, dengan harapan diberikan angpao oleh umat yang beribadah.
"Ada aja yang ngasih angpao. Isinya itu ada yang 5 ribu ada yang 10 ribu," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Agus mengaku semenjak Pandemi Covid-19, penghasilam mengemis selaama berada di Vihara mengalami penurunan.
Dia mengatakan, tahun lalu saja, hanya mendapatkan uang Rp100 ribuan.
Hal tersebut jauh berbeda sebelum adanya Pandemi Covid-19. Saat itu, Agus mengaku bisa mendapatkan uang Rp200 ribuan.
"Sebelum Pandemi itu dapat banyak bisa sampai Rp200 ribu, kalau pas Pandemi gini berkurang, tahun lalu cuma dapat Rp100 ribuan," ungkapnya.
Agus sendiri datang mengemis bersama warga lainnya. Mereka memang kerap mengemis saat perayaan imlek.
Menurutnya, hal yang dia lakukan lumrah.
"Kalau menurut saya apa yang saya lakukan lumrah. Saya mencoba sopan dan memberi ucapan selamat hari raya ke pengunjung yang datang," tuturnya.
Agus dan Atun merupakan warga asli sekitar lokasi Vihara Dharma Bhakti alias Akamsi.
Agus sehari-hari bekerja sebagai tukang loak, sementara Atun adalah ibu rumah tangga. (pandi)