ADVERTISEMENT

Makan Tak Enak, Tidur Tak Nyenyak

Senin, 31 Januari 2022 07:30 WIB

Share
Karikatur Sental-Sentil: Makan Tak Enak, Tidur Tak Nyenyak. (Karikaturis: Poskota/Arif's)
Karikatur Sental-Sentil: Makan Tak Enak, Tidur Tak Nyenyak. (Karikaturis: Poskota/Arif's)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SESEORANG yang  melakukan kejahatan, siapa pun dia, pastinya akan mengalami gangguan pikiran yang membuat tidak tenang. Ibarat kata, tidur tak nyenyak, makan pun tak enak.

Coba siapa yang pernah melakukan kejahatan yang kecil saja, mencuri ayam misalnya, pasti akan punya masalah pribadi, serba curiga, takut, was-was. Kepada siapa saja dia curiga. Pandangan mata orang seolah menuduh. "Itu dia pelakunya yang nyolong ayam tetangga. Dasar maling!”

Lalu sang pencuri kelas teri itu pun bakalan ketakutan sendiri. Itu kasus kecil, bagaimana dengan yang besar, pemerkosaan,perampokan, pembunuhan? Pastinya tingkat kesetresannya akan lebih besar. Jangankan sampai bertemu petugas polisi, dengan orang dekat, keluarga dan kawan saja bisa bikin jantung berdebar kencang.

Biasanya, pelaku yang sesungguhnya adalah orang baik, maka dia akan melakukan hal yang lebih mendekatkan kepada agama. Pergi ke mesjid, dan bersujud pada Yang Maha kuasa, Allah Swt. Ada juga yang mengurung diri, merenung, dan sebelum dia mengadu pada orang terdekat, dia akan bicara dalam hati sendiri.

“Kenapa gue harus lakukan ini. Kenapa, dan kenapa? Pantang saya harus lari dari tanggung jawab, bukankah itu akan menambah dosa saya, karena saya sembunyi?”

Itu adalah sikap bagi orang yang sesungguhnya dia orang baik, tapi terperosok melakukan kejahatan. Dan tentu saja beda bagi orang yang memang dasarnya pemain. Bukan berarti dia nggak takut akibat perbuatannya itu. Tapi, untuk membunuh kesetresannya para pelaku kejahatan mereka pergi foya-foya, minum dan main perempuan. Mabok, adalah salah satu untuk menenangkan.

Jadi kalau melihat ada orang yang begitu, petugas yang punya insting kuat dapat membaca bahwa itu adalah sikap para penjahat untuk bersembunyi dari kejahatannya.

Jadi seharusnya, orang dekat bisa mencurigai. Misalnya orang tua pada anaknya yang jadi pendiam, alim, padahal biasanya buron dari rumah, kok sekarang di kamar terus. Ada apa?

Nah, siapapun, sekali lagi orang yang telah melakukan kejahatan biar punya nyali gede, pastinya bakalan nggak tenang. Mereka memang ada yang berharap tidak keburu ketahuan.

Tapi kata ahli hukum; ’Bahwa tak ada kejahatan yang sempurna!’ Artinya, pasti akan meninggalkan jejak. Jejaknya bagaimana? Ya, petugas lah yang lebih paham.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT