"Jadi enggak perlu jauh-jauh cari contoh kasus sampai Papua atau Kalimantan, yang deket-deket saja sudah ada. Kalau kami sendiri bolak-balik bertanya soal Formula E tapi tak pernah terjawab sampai tuntas!," tegas Kent.
Selain itu, Kent pun mempertanyakan PT Jakpro dan Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang melakukan study banding ke Diriyah, Arab Saudi guna belajar dan mendapatkan pengalaman dari kota penyelenggara kegiatan balap mobil listrik Formula E.
"Ngapain studi banding ke Arab Saudi untuk belajar menggelar perhelatan Formula E, itu menghabiskan anggaran saja. Di tengah pandemi seperti ini malah melakukan perjalanan ke luar negeri, bukannya memberikan contoh yang baik untuk masyarakat," pungkas Kent.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta optimistis persiapan balapan Formula E selesai tepat waktu. Meskipun pelaksanaan tender lintasan Formula E sempat mengalami kegagalan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengatakan, persoalan tender pembangunan sirkuit Formula E sudah diserahkan sepenuhnya kepada panitia.
"Tentu panitia sudah membuat perencanaan dan mengatur segala kemungkinanya, jadi kita serahkan saja kepada panitia yang lebih memahami secara teknis. Tugas kita mari berikan dukungan dan doa. Selebihnya kita serahkan kepada panitia pelaksana yang profesional," kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta. (ril/*ys)