Korea Utara Kembali Uji Coba Rudal Lagi

Selasa 25 Jan 2022, 18:44 WIB
Sebuah peluru kendali taktis diluncurkan, menurut media pemerintah, di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (Foto: KCNA via Reuters)

Sebuah peluru kendali taktis diluncurkan, menurut media pemerintah, di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (Foto: KCNA via Reuters)

KOREA UTARA, POSKOTA.CO.ID - Dua rudal jelajah diuncurkan Korea Utara pada Selasa pagi (25/1).

Ini adalah uji coba kelima yang dilakukan Pyongyang tahun ini. Demikian kata militer Korea Selatan.

Rudal tersebut ditembakkan dari sebuah daerah di pedalaman dan mendarat di laut di lepas pantai timur Korea.

Militer Korea Selatan membenarkan adanya  peluncuran itu. Mereka mengatakan pihak berwenang masih melakukan analisis rinci.

Sepanjang tahun ini, Korea Utara telah menembakkan delapan rudal dalam lima peluncuran terpisah.

Korea Utara pekan lalu juga mengancam akan memulai uji coba nuklir dan rudal jarak jauh. Demikian dilansir dari VOA Indonesia.

Korea Utara dilarang melakukan aktivitas rudal balistik apa pun termasuk peluncuran dengan daya jelajah berapa pun oleh serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB. Tetapi resolusi tersebut tidak melarang uji coba rudal jelajah.

Korea Utara baru-baru ini telah menyatakan ketidakpuasan atas apa yang disebutnya “kebijakan bermusuhan” AS. Secara khusus, Korea Utara mempermasalahkan kerja sama militer AS-Korea Selatan.

AS memiliki sekitar 28 ribu tentara di Korea Selatan dari sisa-sisa Perang Korea tahun 1950-an yang berakhir dengan gencatan senjata dan bukannya perjanjian perdamaian.

Washington di bawah Presiden AS Joe Biden secara teratur mengumumkan bahwa negara itu terbuka bagi pembicaraan dengan Korea Utara tanpa prasyarat.

“Mereka telah menunjukkan tidak ada keinginan untuk melangkah maju,” kata Juru Bicara Pentagon John Kirby dalam konferensi pers reguler hari Senin.

John Kirby mengulangi kekhawatiran AS mengenai ambisi nuklir dan kemampuan rudal balistik Korea Utara.

“Kami terus mengecamnya dan meminta Korea Utara agar menghentikan provokasi tersebut dan mematuhi hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan, serta berupaya mencari cara-cara untuk meredakan ketegangan,” tutup John Kirby. ***

Berita Terkait

News Update