Waduh! Sebanyak 44 Warga Bogor Positif Omicron

Senin 24 Jan 2022, 22:47 WIB
Ilustrasi Wanita Terpapar Covid-19 (Foto: Pixabay/Tumisu)

Ilustrasi Wanita Terpapar Covid-19 (Foto: Pixabay/Tumisu)

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor terus terjadi.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) jumlah penambahan 22, sehingga kasus aktif mencapai 44 pada Senin (24/1/2022).

Pemkot Bogor melalui RSUD Kota Bogor pun terus melakukan persiapan dalam mengantisipasi lonjakan Covid-19.

"Omicron harus dipersiapkan penanganannya, salah satunya ketersediaan tempat tidur," ujar Diretur Utama RSUD Kota Bogor, dr Ilham Chaidir.

Menurut dia, puncak kasus Omicron akan terjadi pasa Maret 2022 mendatang.

"Makanya pemerintah sudah mengaktivasi RW Siaga. Tapi masyarakat jangan panik, karena 70 persen yang terserang Omicron tidak bergejala seperti flu biasa. Terkecuali yang memiliki komorbid," ungkapnya.

Kendati demikian, kata dia, RS harus mulai mengkonversi tempat perawatan bagi pasien bergejala berat atau memiliki komorbid. 

"Untuk di RSUD kami saat ini menyediakan 34 tempat tidur di ruang Batutulis, bila kasus menanjak lagi kami siapkan ruang Lawanggintung. Bila naik lagi disiapkan ruang Situgede dan Sempur. Jadi menyesuaikan dengan lonjakan," ucapnya.

Selain itu, sambungnya, RSUD juga menyiagakan 400 perawat termasuk dokter spesialis, hazmat, oksigen, obat-obatan termasuk koordinasi dengan Dinkes Jawa Barat.

Saat ditanya berapa jumlah pasien yang saat ini dirawat di RSUD.

Ilham menyatakan, ada 12 orang yang saat ini dirawat.

Namun, ia belum dapat memastikan apakah ke-12 orang itu terinfeksi Omicron.

"Belum diketahui, kita sudah kirim hasil swab. Tapi pemeriksaan WGS dari Lipi belum keluar. Tapi bila dilihat persebarannya, ini Omicron," jelasnya.

Lebih lanjut, sambung Ilham, berdasarkan rapat dengan Dinkes, transmisi persebaran Covid-19 saat ini 50 persen berasal dari keluarga.

Namun, ada juga yang berasal dari luar kota.

"Makanya prokes harus diketatkan lagi. Dan masyarakat sebaiknya membatasi mobilitas," ucapnya.

Disinggung mengenai aktivasi RS Perluasan. Ilham menegaskan bahwa aktivasi akan dilakukan apabila kapasitas RS rujukan Covid-19 telah 30 persen, sesuai arahan BPJS.

Ilham juga menyikapi mengenai kabar yang menyebut bahwa varian Omicron dapat 'melawan' vaksin.

"Yang jelas vaksin itu bukan membebaskan dari covid, tapi untuk membentuk 'tentara' dalam tubuh agar segera beraksi apabila ada serangan. Selain untuk menekan fatality rate. (billy adhiyaksa) 

Berita Terkait

News Update