TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Gado-gado merupakan makanan khas bagi masyarakat Betawi. Namun sekarang ini sudah merambah ke wilayah Jabodetabek, termasuk di berbagai wilayah di Indonesia.
Setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri, lain daerah lain rasa, dan lain campuran untuk gado-gado tersebut.
Tapi sekarang ini banyak masyarakat mengaku kesulitan untuk mendapatkan makanan gado-gado. Artinya tidak seramai makanan lainnya seperti mie ayam, bakso atau sejenisnya seperti ketoprak yang mudah dijumpai, juga rujak.
Sekarang ini kebanyakan para pedagang gado-gado berada di perkampungan.
Gado-gado adalah makanan yang terdiri dari sayur-sayuran yang direbus. Ada juga campurannya dengan telur, ditambah lontong, atau nasi dengan bumbu kacang, serta dilengkapi dengan kerupuk atau emping.
Salah satu pedagang gado-gado adalah Ibu Mul (38), yang ditemui Poskota.co.id, baru-baru ini. Ia sudah 7 tahun mengulek-ulek bahan-bahan campuran untuk membuat gado-gado.
“Saya tidak bosan berdagang gado-gado, karena ini sudah menjadi tradisi keluarga,” kata Ibu Mul yang biasa berdagang di Jalan Rasuna Said, Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.
Ibu Mul, panggilan akrabnya berdagang gado-gado di kios miliknya setiap hari, sampai pukul 15:00 WIB.
“Alhamdulillah gado-gado habis terus,” tutur Ibu Mul.
Biayai Anak Sekolah
Ia berjualan gado-gado untuk membantu suaminya dalam mendapatkan penghasilan tambahan di keluarga.