PAK Kebayan Komarudin, 50, dari Sragen (Jateng) mendadak pusing, karena pagi-pagi didatangi 2 warga. Mereka protes, yang satu karena istrinya dibawa Pak Bayan ke hotel, dan satunya lagi marah karena bininya dibikin hamil Pak Bayan ketika ditinggal kerja sebagai pelaut di luar negeri.
Lelaki ganteng belum tentu pinter mencari uang, tapi kalau mencari cewek cantik jagonya dia. Sebab cewek banyak yang mudah terpesona pada kegantengan lelaki. Saking ekstremnya, ada juga perempuan yang berkhayal ketika mendapatkam cowok ganteng. “Kalau dia jadi suamiku, nggak boleh turun-turun dia.....!” katanya. Maksudnya nggak boleh turun dari mobil, karena sedang diajak jalan-jalan keliling kota.
Kebayan Komarudin dari Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen ini termasuk lelaki ganteng di kelasnya. Soal ngrentengi cewek dia ahlinya sejak muda, cuma sekolahnya bodo, sehingga kariernya mentok hanya jadi pamong desa. Itupun karena diangkat oleh Pak Kades yang masih familinya. Di sela-sela tugas sebagai Kebayan, Komarudin kerja sebagai petani. Ganteng memang, tapi bau lumpur dan kulit menghitam disengat matahari.
Mengandalkan kegantengannya, meski bukan lagi muda hobi main cewek belum juga hilang. Dan ternyata, ada juga wanita yang sudah bersuami, bisa bertekuk lutut dan berbuka paha ketika dirayu Pak Kebayan. Komarudin memang juga pinter ngomong, santun pula, sayangnya dia tak punya kans jadi gubernur.
Salah satu perempuan bersuamia yang “ditembak”-nya adalah Ratih, 40, masih warga sendiri. Ketika suaminya kerja di kantor, Ratih diajak Pak Bayan ke sebuah hotel dan di sana dia mau saja diperlakukan seperti istrinya, digauli oleh Pak Bayan yang memang pinter bergaul. Ini tak hanya sekali, berkali-kali. Walhasil seperti orang makan obat, tiga kali sebulan sesendok makan!
Bawa-bawa ke hotel bini orang, tak cukup hanya kepada Ratih. Kepada anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Yayuk, 36, Komarudin juga tunjukkan kejantanannnya. Jika Ratih dibawa ke hotel, Yayuk dimakan di tempat alias di rumahnya. Berani amat? Iyalah, karena suaminya yang jadi pelaut paling pulang 6 bulan sekali. Jadi Pak Bayan semakin tenang dan santai melepaskan syahwatnya.
Serapat-rapat mengemas perselingkuhan ganda, lama-lama tercium juga oleh warga. Lebih-lebih ketika perut Yayuk mulai membesar, padahal suami jauh di lautan lepas. Pak Bayan pun jadi bahan pergunjingan warga. Biasanya orang poligami kan karena ambil istri dua oang sekaligus. Lha ini selingkuh saja kok ya poligami, dua wanita sekaligus.
Suami Ratih maupun suami Yayuk, tentu saja tidak terima. Maka belum lama ini Ngatman, 40, suami Ratih dan Darman, 38, suami Yayuk seperti janjian mendatangi rumah Pak Bayan minta tanggungjawab. “Pak Bayan kan punya istri sendiri, kalau penginj suasana baru, ya bawa istri sendiri dong ke hotel. Demikian juga Darman, dia ngomel-ngomel pada Komarudin. “Saya lama jadi pelaut, lha kok biniku sampeyan grumut, sampai hamil lagi.” Protes Darman.
Pak Kebayan pun mendadak pusing karena didemo dua warganya gara-gara urusan selangkangan. “Saya belum bisa mikir nih, pusing kepala.” Kata pak Bayan. Karena tanpa ada solusi suami Yayuk dan Ratih pun langsung mengadu ke Polsek Jenar.
Makanya, jangan hanya mikir enak, kalau jadi anak bagaimana? (GTS)