Mengharukan, Nenek 72 Tahun Ini Hidup di Gubuk Reyot Bersama 2 Anaknya yang Gangguan Jiwa

Kamis 20 Jan 2022, 14:45 WIB
Nenek Sarti (72), meski hidup dalam kesusahan tetap bertanggung jawab mengurusi kedua anaknya yang gangguan jiwa. (foto: poskota/haryono)

Nenek Sarti (72), meski hidup dalam kesusahan tetap bertanggung jawab mengurusi kedua anaknya yang gangguan jiwa. (foto: poskota/haryono)

Ironisnya, dua di antara anaknya mengidap gangguan kejiwaan. Meski hidup dalam kesusahan, nenek Sarti tetap bertanggung jawab mengurusi kedua anaknya yang berusia di atas 25 tahun.

"Ya seperti inilah, harus mengurusi kedua anak saya. Kalau suami sudah lama meninggal, sekitar 20 tahunan. Pernah ditawari ikut anak yang perempuan di daerah Rawa Gembong, Bekasi, tapi tidak mau, nanti siapa yang ngurusi anak saya," ucapnya.

Jual Kangkung

Sewaktu kondisi fisiknya masih sehat, kata Sarti, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dirinya berjualan kangkung yang dipanen dari sepetak sawah peninggalan suaminya atau mencari ke rawa-rawa. 

"Biasanya nenek Sarti berjualan kangkung di Pasar Induk Rau di Kota Serang," ucap Jasmara menambahkan.

Namun seiring kondisi fisik yang semakin menua, sekitar 10 tahun lalu nenek Sarti meninggalkan pekerjaan berjualan kangkung. Sawah sepetak yang semula bisa menafkahi keluarganya telah digadai kepada orang lain.

"Karena kondisi fisiknya sudah menua nenek Sarti berhenti berjualan kangkung. Dan untuk menghidupi keluarganya, warga akhirnya membantu memberikan makanan. Kadang nenek Sarti sendiri berkeliling kampung meminta makanan," kata Jasmara.

Bedah Rumah

Melihat kondisi tempat tinggal warganya yang dinilai kurang layak ditempati, sebagai Ketua RT, Jasmara berharap pemerintah desa maupun Bupati Serang ada kepedulian dengan melakukan bedah rumah, baik melalui anggaran dana desa maupun program rumah tidak layak huni (rutilahu).

"Harus segera diprioritas, soalnya tempat tinggal nenek Sarti sudah tidak layak huni. Pemerintah kan mempunyai berbagai macam program untuk warga. Lokasi tanahnya pun memenuhi syarat karena milik pribadi nenek Sarti," terang Jasmara.

Lihat juga video "Kisah Haru Nenek Sarti, Tinggal di Gubuk Reyot Bersama 2 Anaknya yang Gangguan Jiwa". (youtube/poskota tv)

Menurut Jasmara, sepanjang yang diketahuinya, nenek Sarti baru dapat sekali dana bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp1 juta dan dua kali mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) sebelum pandemi Covid-19.

"Ada bantuan tapi sebelum pandemi Covid-19 tapi kalau sekarang-sekarang bantuan sembako saja. Harapan warga ada kepedulian dari pemerintah agar nenek Sarti ini bisa tinggal layak kita," tandasnya. (haryono)

News Update