Di balik pencapaianya sekarang bersama skuad Garuda Pertiwi, perjalanan Zahra dari nol menjadi pemain sepak bola profesional tentunya tidak mudah.
"Sebenarnya di Indonesia tidak biasa perempuan bermain sepak bola, tapi saya berbeda,” kenang Zahra.
“Saya adalah satu-satunya gadis yang bermain sepak bola di tim kami, dan selalu melawan anak laki-laki. Orang-orang memandang saya dan selalu meremehkan saya, tetapi saya melakukan apa yang saya sukai, jadi saya tidak peduli apa yang orang katakan," jelasnya.
"Saya hanya melakukannya. Sepak bola adalah gairah saya dan terima kasih Tuhan, keluarga saya sangat mendukung saya juga. Itu adalah hal yang baik sampai sekarang dan saya masih fokus pada karir sepak bola saya," imbuhnya.
“Saya dulu berada di klub dengan anak laki-laki, dan kami sempat memiliki pengalaman di turnamen di luar negeri di Norwegia, Korea (Republik), Singapura dan Malaysia, dan kami menang. Kami menang empat kali di turnamen internasional," terangnya.
Lihat juga video “Gelar Operasi Pasar Minyak Murah, Sejumlah Warga Mengantre”. (youtube/poskota tv)
“Karena itu, banyak media datang kepada saya karena saya adalah satu-satunya perempuan dan kemudian semua orang berkata, 'Oh ada perempuan di tim putra' dan orang-orang di Indonesia tahu bahwa bukan hanya anak laki-laki yang bisa bermain, tetapi juga cewek-cewek," pungkas Zahra Muzdalifah yang juga pemain klub Persija Putri ini. (ichsan)