“KAKEK nggak daftar ikut duet?” tanya cucu kepada kakeknya.
“Duet? Masanya sudah lewat. Sekarang tidak muda lagi untuk ikutan duet,” jawab sang kakek.
“Loh ini duet lomba lagu tembang kenangan kek yang diadakan di RW kita. Pesertanya seusia kakek juga,” tambah cucunya.
“Wahh.. kalau gitu boleh juga nanti kakek ikut daftar.”
“Nanti akan dinobatkan duet terbaik, terpopuler pilihan warga.Jadi setiap warga akan memilih pasangan duet mana yang terbaik,” kata cucu.
Kakek menjelaskan. Lain lagi dengan duet capres /cawapres, meski masih dua tahun lagi, sudah mulai ramai dimunculkan oleh relawannya.
Sejumlah lembaga survei juga telah melakukan simulasi duet capres-cawapres 2024 pilihan rakyat. Ada yang memasangkan duet Prabowo-Anies, Prabowo-Sandi, Prabowo-Puan, Prabowo-Ganjar, Prabowo-Ridwan Kamil. Ada juga simulasi duet Puan-Anies, Puan-AHY, Anies- AHY, Anies-Sandiaga. Masih banyak simulasi duet capres yang diunggulkan seperti Ganjar-Erick Thohir, Airlangga-Anies, Airlangga-Ganjar, Airlangga-Sandi.
Dari simulasi duet yang sudah digelar kepada publik, terlihat menempatkan ketua umum parpol sebagai capres seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto. Ada juga Puan dan AHY yang masuk radar capres, selain sebagai cawapres.
Dua kepala daerah, Anies dan Ganjar masih diunggulkan, dipasangkan dengan siapa saja masih mendulang elektabilitas, begitupun jika diputar dan ditukar posisinya, apakah sebagai capres maupun cawapres.
Ini simulasi hasil survei saat ini. Elektabilitas juga masih terus berubah. Ada kecenderungan, semakin populer seseorang, elektabilitas akan ikut terkerek.
Meski, elektabilitas belum sepenuhnya menjamin tingkat keterpilihan.