Katrin membentuk rumahtangga bersama Wiyanto terjadi 10 tahun lalu, dengan bukti telah lahirnya 3 anak sebagai hasil kerjasama nirlaba.
Sayangnya, karena kesibukan kerja dalam usia baru kepala 4, kinerja Wiyanto dalam urusan ranjang buruk sekali.
Misalkan sebuah raport anak sekolah, nilainya selalu kebakaran karena nilainya kebanyakan 5 melulu.
Sebetulnya Katrin ingin menyetrap suami di depan papan tulis, tapi takutnya jadi urusan Komnas HAM.
Untuk memuaskan hasratnya yang selalu menggantung saat masuk sarung, diam- diam Katrin cari pacar lagi seorang anak muda bujangan, namaya Mardan.
Wah, pilihannya sama sekali tidak keliru. Sebab prestasinya di ranjang sangat luar biasa.
Katrin biasanya sudah menyerah, Mardan masih gagah perkasa macam gedung Sapta Pesona di
Jl. Merdeka Barat, Jakarta.
Gara-gara prestasi Mardan yang luar biasa, kemudian Katrin minta izin untuk menjadikan PIL-nya tersebut sebagai “suami” keduanya.
Ternyata Wiyanto tidak tersinggung, dia malah beterima kasih karena ada teman ngaplus. Sebab selama ini Wiyanto merasa kodok kalung kupat, awak boyok sing gak kuwat.
Jika dipaksakan rasanya pinggang mau putus.
Katrin pun lalu bikin roster macam anak sekolah.
Wiyanto dapat piket siang hari, sedangkan Mardan malam hari.