Harga Tiket KRL Commuter Line Diiusulkan Naik Bulan April, Begini Komentar Pelanggan

Kamis 13 Jan 2022, 23:45 WIB
Suasana Stasiun Klender, siang hari sepi calon penumpang. (foto: ardhi)

Suasana Stasiun Klender, siang hari sepi calon penumpang. (foto: ardhi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tarif tiket KRL Commuter Line diusulkan naik pada bulan April mendatang dari Rp3 ribu menjadi Rp5 ribu. Pelanggan KRL pun berkomentar terkait rencana kenaikan harga tiket tersebut. 

Salah satunya Irma, wanita berusia 20 tahun itu mengaku keberatan jika harga tiket KRL Commuter Line naik dari Rp3 ribu menjadi Rp5 ribu. 

"Lumayan berat sih, soalnya biasa kan Rp3 ribu nanti jadi Rp5 ribu, termasuk mahal juga. Apalagi kalau bolak-balik," ucap Irma saat ditemui di Stasiun Klender Baru, Jakarta Timur, Kamis (13/1/2022). 

Irma biasa naik KRL Commuter Line dengan tujuan dari Stasiun Klender Baru menuju Stasiun Cikarang, Bekasi dan sebaliknya. 

Dia mengaku, dengan menggunakan Kartu Multi Trip (KMT), maka saldo yang dimiliki hanya terpotong senilai Rp3 ribu untuk tujuannya menuju Stasiun Cikarang begitu juga ketikake Stasiun Klender Baru. 

Namun di sisi lain, menurut Silmi (19), yang mengaku sekira empat tahun sudah menjadi  pelanggan moda transportasi KRL, kenaikan harga tiket dari Rp3 ribu jadi Rp5 ribu itu tak memberatkan dirinya. Sebab, hal itu sebanding dengan fasilitas yang ditawarkan.

"Kalau dinaikin jadi Rp5 ribu itu masih sangat terjangkau, apalagi perlengkapan di KRL sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang menguntungkan bagi masyarakat,  jadi bagi saya tidak memberatkan," ungkap Silmi. 

Sebelumnya dikabarkan, harga tiket KRL Commuter Line diusulkan naik dari mulanya Rp3 ribu menjadi Rp5 ribu. 

Sebagai contoh, untuk perjalanan pada 25 Kilometer pertama nantinya akan dikenakan tarif Rp5 ribu, sedangkan perjalanan pada 35 Kilometer tarifnya di tambah Rp1.000 dari tarif 25 Km pertama, dan seperti itu seterusnya.

Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Lalu Lintas dan L Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Arif Anwar mengatakan, rekomendasi usulan kenaikan tarif merupakan hasil kajian Ability to Pay (Kemampuan Membayar) serta Willingnes to Pay (Kesediaan pengguna untuk membayar) pada pengguna kereta api perkotaan pada lintas Jabodetabek.

"Nah ini dari hasil survei tadi, ini masih ada tahap diskusi juga. Kita akan usulkan penyesuaian tarif kurang lebih Rp 2.000 pada 25 km pertama. Jadi kalau yang semula sebesar Rp 3.000 untuk 25 km ini jadi Rp 5.000," ungkap dalam diskusi publik secara virtual di Jakarta, Rabu (12/1/2022). (Ardhi) 
 

Berita Terkait
News Update