JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman memprediksi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, khususnya DKI Jakarta akan terjadi pada periode bulan Februari hingga Maret 2022.
"Kalau bicara prediksi puncak nggak akan Januari. Indonesia itu selalu terlambat, kita ini beda gitu. Dari sisi geografis demografis ya. Dan yang rawan itu sebenarnya Februari-Maret karena akan banyak penduduk Indonesia yang menurun karena vaksinasi maupun infeksinya," ujar Dicky saat dihubungi, Minggu (9/1/2022).
Menurutnya, Covid-19 varian Omicron ini tidak bergejala ringan. Bila berkaca dari negara tetangga Australia kasus Omicron sudah menelan korban jiwa.
"Jelas omicron tidak ringan dari sejak awal saya sampaikan omicron ini akan menjadi masalah dan kasus kematian bahkan di Australi terjadi pada atlet bahkan usia 23 tahun sudah divaksinasi lengkap tidak ada komorbit, kematian," cetusnya.
Dicky melanjutkan, artinya varian satu dengan lainnya sama-sama berpotensi menyebabkan fatalitas yang menyebabkan kematian atau bergejala berat kurang lebih 1 persen.
"Dengan adanya vaksinasi tentu jumlah orang yang memiliki imunitas kan sudah lebih banyak tapi di sisi lain kemampuan Omicron menginfeksi orang yang memiliki imunitas jauh lebih tinggi dibanding Delta. Makanya menurut saya akan sangat rawan, karena apa? Banyak yang orang hanya mengandalkan imunitas tapi abai di 5M nya," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, dari 271 orang yang terinfeksi, 87,1 persennya adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 40 lainnya adalah transmisi lokal.
"Mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan virus Varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta," ujarnya.
Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini, jumlah kasus aktif di Jakarta pada Sabtu (8/1/2022) naik sejumlah 224 kasus.
Sehingga jumlah kasus aktif di DKI Jakarta kini sebanyak 1.394 orang yang masih dirawat atau isolasi.
"Perlu digarisbawahi bahwa 1.082 orang dari jumlah kasus aktif adalah pelaku perjalanan luar negeri. Sedangkan, kasus positif baru berdasarkan hasil tes PCR hari ini bertambah 300 orang sehingga total 866.631 kasus, yang mana 230 di antaranya adalah pelaku perjalanan luar negeri," terangnya. (yono)