Pasukan yang dikirim ke Kazakhstan dilaporkan berjumlah sekitar 2.500 tentara.
CSTO mengatakan tentara-tentara itu adalah pasukan penjaga perdamaian dan akan melindungi instalasi negara dan militer.
Mereka akan tinggal di negara itu selama beberapa hari atau minggu, lansir kantor berita Rusia RIA
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan sedang memantau dengan cermat pengerahan pasukan Rusia.
"Amerika Serikat dan, terus terang, dunia akan mengawasi setiap pelanggaran hak asasi manusia," kata seorang juru bicara.

Pasukan keamanan bentrok dengan pengunjukrasa di Kazakhstan.(tangkap layar Youtube)
"Kami juga akan mengawasi tindakan apa pun yang mungkin menjadi dasar untuk penyitaan institusi-institusi Kazakh."
PBB, AS, Inggris, dan Prancis telah meminta semua pihak untuk menghentikan kekerasan.
Sementara itu Dubes Indonesia di Kazakshtan, Fadjroel Rachman, meminta para WNI di negara tersebut untuk selalu waspada, menjauhi kerumunan, dan tidak bepergian ke luar rumah kecuali untuk hak-hal penting.
"Ada 141 orang WNI di Kazakshtan," kata Fadjroel yang dilansir BBC News Indonesia.(tri)