JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta Cq (Casu Quo) Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta tidak profesional dan cenderung lempar tanggung jawab.
Hal tersebut berkaitan dengan proyek sumur resapan yang bekas galian tanahnya menyebabkan akses jalan di Komplek Pendidilan, Salemba, Jakarta Pusat tertutup total.
"Kalau dilihat dari apa yang terjadi di dekat SMAN 68 dan SMPN 216 Jakarta, hal ini menunjukkan Pemprov DKI dan antara lain Dinas SDA DKI Jakarta tidak profesional dan cenderung lempar tanggung jawab terhadap kegiatan yang menggunakan uang rakyat," kata August kepada PosKota saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (4/1/2022) malam.
Menurut dia, persoalan terkait pengadaan sumur resapan yang diinisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, akan terus menimbulkan problematika yang tak kunjung usai apabila warga dan Fraksi Partai lain di DPRD Jakarta tak mengambil tindakan tegas.
"Persoalan terkait sumur resapan yang amburadul akan terus terjadi terus-menerus selama masyarakat maupun Fraksi lain tidak mau mengambil tindakan tegas," ujar dia.
Lanjut dia, warga DKI, tanpa perlu adanya anggota dan rekomendasi dari DPRD, sebenarnya nerhak untuk mengajukan tuntutan pertanggung jawaban kepada Pemprov akan proyek sumur resapan tersebut.
"Dan karena itulah, karena kami adalah representasi dari warga, dan untuk itu Fraksi PSI berinisiatif ajukan pembentukan panitia khusus sumur resapan (Pansus sures) sebagai salah satu bentuk menjalankan fungsi pengawasan," jelas August.
Namun, ungkapnya, inisiatif tersebut malah dianggap oleh Fraksi lain sebagai upaya untuk mencari sensasi belaka.
"Kami sudah sampaikan ke Fraksi-Fraksi lainnya, tetapi hingga saat ini belum ada tanggapan dari mereka. Namun, demikian kami akan tetap ada dan tetap menggalang dukungan demi kesejahteraan warga DKI Jakarta," tutup August.
Seperti diketahui sebelumnya, akses jalan di bilangan Komplek Pendidikan, Kelurahan Salemba, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat tertutup oleh banyaknya tumpukan material tanah bekas galian sumur resapan yang tak kunjung dibersihkan.
Gundukan tanah tersebut, tepat berada di Jalan belakang gedung SMPN 216 Jakarta dan SMAN 68 Jakarta.