Pada awalnya, arak-arakan tersebut bertujuan mengingatkan publik dan mencegah kejahatan di perbatasan. Namun, nyatanya tindakan tersebut justru telah menyebabkan reaksi keras di media sosial.
Beijing News, sebagai media yang berafiliasi dengan Partai Komunis China, juga menyampaikan kritik tentang arak-arakan itu.
Menurut mereka, meskipun Jingxi di bawah tekanan luar biasa untuk mencegah kasus virus corona, tindakan itu sangat melanggar supremasi hukum.
"Hal itu tidak bisa dibiarkan terjadi lagi," jelas Beijing News, pada Rabu, 29 Desember 2021.
Peristiwa penghukuman bagi pelanggar aturan Covid ini bukanlah kali pertama. Pada November, dua tahanan juga dipermalukan di muka umum.
Atas pelanggaran yang dilakukannya tersebut, Seorang pejabat harus membacakan kejahatan mereka di mikrofon.
Kemudian, kedua pelanggar itu berjalan di jalan-jalan dengan pakaian hazmat. Mereka diapit oleh polisi dengan perlengkapan anti huru hara. (Ibriza Fasti Ifhami)