Saya menduga lomba pencitraan akan semakin masif tahun depan, semakin mendekati gelaran Pilpres 2024.
Penegakan hukum, utamanya pemberantasan korupsi masih perlu menjadi perhatian. Publik menilai belum baik, pemerintah pun mengakuinya. Pelemahan KPK dengan merevisi peraturan perundangan yang diwarnai pula dengan kewajiban tes wawancara kebangsaan pegawai KPK, patut menjadi catatan agar ke depan, tak ada lagi kesan melemahkan.
Di sisi lain, ekonomi yang mulai membaik menyusul sukses penanganan pandemi Covid-19, patut diapresiasi. Serangkaian kebijakan pengendalian virus corona dan varian barunya, mulai dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro, darurat hingga level sekarang ini, kian mendorong pemulihan ekonomi.
Yang perlu dikemas kemudian adalah menyerasikan kebijakan pengendalian, dengan kebijakan lintas sektoral, di antaranya tes PCR bagi calon penumpang pesawat terbang yang menuai kontroversi. Hendaknya, dengan kewenangan pemerintah bisa memberikan subsidi atau menekan tarif menjadi lebih murah, sebut saja Rp150 ribu. Patut diingat, naik pesawat bukan lagi milik masyarakat menengah ke atas, tetapi menengah ke bawah.
Jika tes PCR menambah pengeluaran setengah dari harga tiket, tentu memberatkan.
Di sinilah perlunya kepedulian dan kebersamaan semua komponen bangsa untuk memulihkan ekonomi. Sangat tidak beradab, jika mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya, di tengah penderitaan rakyat.
Marilah masing-masing merefleksi diri dengan melakukan perenungan atas apa-apa yang telah diperbuat, yang tak sesuai dengan nurani dan jati diri bangsa kita hingga menyakiti dan menyengsarakan orang lain. Lebih-lebih kepada mereka yang sedang “megap- megap” terhimpit beban ekonomi terdampak pandemi.
Itulah sebabnya mawas diri menjadi penting dalam konteks merefleksi diri sendiri, seperti dikatakan Pak Harmoko lewat kolom “Kopi Pagi” di media ini. Mawas diri dimaksud adalah mengoreksi diri sendiri secara jujur dan sungguh-sungguh atas ucapan dan perbuatan yang telah dilakukan dan akan dilakukan kemudian.
Lihat juga video "Headlina Harian Poskota Edisi Kamis 30 Desember 2021". (youtube/poskota tv)
Dalam filosofi Jawa mawas diri adalah obor mencapai keselamatan. “Sregep mawas diri ateges bakal weruh marang kekurangan lan cacade dhewe, wusanane tukul greget ndandani murih apike” – Rajin mawas diri akan mengetahui segala kekurangan dan cacat diri sendiri sehingga timbul kehendak untuk memperbaiki. (Azisoko *)