JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pemkot Jakarta Timur membatasi mobiltas warga pada pergantian malam Tahun Baru, dengan menutup jalur KBT (Kanal Banjir Timur) dengan barrier beton (pembatas jalan). Langkah ini, sekaligus mencegah penyebaran Covid-19 Omicron.
Pantauan di salah satu titik jalur KBT sekitar Cipinang Indah, petugas gabungan yang terdiri dari Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), Polisi serta TNI menutup jalur KBT tersebut dengan barrier (pembatas jalan) berbahan beton.
Penutupan jalur KBT dengan barrier juga melibatkan penggunaan crane truck dari Dinas Bina Marga DKI Jakarta.
Sekretaris Kecamatan Duren Sawit, Ali M. Siregar menyampaikan penutupan jalur KBT di wilayah Duren Sawit itu berlangsung mulai hari ini hingga 2 Januari 2022.
"Untuk antisipasi keramaian malam tahun baru, akan kita pasang barrier, pemasangan ini dilakukan untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak menjadikan titik kumpul di wilayah KBT, Kecamatan Duren Sawit ini," ungkap Ali di kantornya, Kamis (30/12/2021).
Pencegahan kerumunan warga di jalur KBT tersebut, juga sebagai bentuk upaya memutus rantai penularan virus Covid-19 yang bahkan saat ini muncul varian terbarunya, yaitu Omicron.
Adapun jalur KBT di wilayah Kecamatan Duren Sawit memiliki rentang jarak lima kilometer yang dimulai dari Kelurahan Pondok Bambu, Duren Sawit, Malaka Sari, dan Pondok Kelapa.
Kata Ali, untuk saat ini, pihaknya masih memberikan sedikit ruang untuk pengendara sepeda motor melintas di jalur KBT. Pun hal yang sama juga berlaku untuk pedagang kaki lima (PKL) yang biasa mangkal di sana.
Namun, ketika tanggal 31 Desember, jalur KBT itu bakal ditutup total. Sehingga tidak ada pengendara yang melintas maupun PKL yang berdagang.
"Nanti di malam tahun barunya kita tetap akan dijaga (petugas gabungan) di posko posko terutama mulai dariCipinang indah Kelurahan Pondok bambu, Duren Sawit, dan Kelurahan Pondok Kelapa," kata Ali.
Lebih lanjut, menurut Ali, kerumuman warga di jalur KBT biasanya muncul lantaran jalur tersebut menjadi lokasi dagang para PKL yang turut membuat warga menepi untuk sekadar makan maupun berbelanja.