JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menjadi ketua RW bukanlah pekerjaan ringan karena bukan sekadar menjaga kerukunan warga. Ketua RW menjadi ujung tombak dalam menjalankan program pemerintah serta dalam pelayanan terhadap masyarakat.
Ketua RW dan RT pula yang merasakan langsung apa yang terjadi di tengah masyarakat. Termasuk ketika pandemi Covid-19 melanda masyarakat, Ketua RW /RT menjadi ujung tombak kebijakan pemerintah sekaligus melindungi warga serta 'mengurus' warganya yang terdampak virus corona.
Tugas-tugas inilah yang diemban Devi Wanadriah, Ketua RW 07 Kelurahan Gunung Sahari Utara (GSU), Jakarta Pusat.
Sebagai Ketua RW yang membawahi 11 RT, tugas dan tanggung jawab Devi bertambah ketika kasus Covid-19 sedang meninggi.
Selama 24 jam telepon Devi tak pernah berhenti berdering ketika Covid-19 sedang meninggi.
"Ketika warga menelepon mengeluhkan sesak nafas dan ciri-ciri lain kena Covid, saya sangat was-was," kata Devi. Ibu tiga anak ini mengarahkan warga untuk segera ke puskesmas. "Karena alurnya memang begitu," ucapnya.
"Saya sangat sedih apabila warga saya ternyata tidak mendapat tempat di rumah sakit. Puskesmas penuh, rumah sakit penuh. Sedih rasanya," kenang Devi.
Meski ia sedih melihat warganya yang terdampak Covid-19, namun Devi harus tetap semangat dan menyemangati warganya. "Warga tidak boleh down. Saya harus terus menyemangati mereka," tukas Devi.
Kini Covid-19 sudah mereda. Namun bukan berarti warga boleh tidak patuh pada protokol kesehatan.
Devi pun tidak berhenti mengingatkan warga untuk tetap patuh protokol kesehatan, dan tak henti mengedukasi warga supaya ikut vaksinasi. "Patuhi protokol kesehatan demi kepentingan bersama," tandas Devi. (Ird)