ADVERTISEMENT

Pertalite dan Premium Bakal Dihapus? Abang Ojol Ini Keberatan Banget, Curhatannya Bikin Nyesek

Senin, 27 Desember 2021 20:12 WIB

Share
Ruben,pengemudi Ojoldi, berharap pemerintah membatalkan rencana penghapusan penggunaan bahan bakar bersubsidi pada Tahun 2022. (foto: poskota/ adam faturahman)
Ruben,pengemudi Ojoldi, berharap pemerintah membatalkan rencana penghapusan penggunaan bahan bakar bersubsidi pada Tahun 2022. (foto: poskota/ adam faturahman)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Rencana Pemerintah untuk menghapus penjualan bahan bakar bersubsidi, seperti jenis Premium dan Pertalite dengan tujuan agar masyarakat beralih menggunakan jenis bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, dikeluhkan banyak pihak.

Ruben (23) misalnya, pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol) di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat tersebut, kepada Poskota.co.id mengatakan merasa keberatan akan adanya rencana Pemerintah untuk menghapuskan penggunaan bahan bakar bersubsidi mulai Tahun 2022.

Menurutnya, penghapusan penggunaan bahan bakar bersubsidi, seperti Pertalite tentu akan membuat beban hidupnya semakin meningkat karena diharuskan beralih menggunakan bahan bakar beroktan tinggi, seperti Pertamax yang notabene harganya berada di atas Pertalite.

"Menurut saya, kalau Pemerintah memang mau menghapuskan bahan bakar subsidi, ya hapus saja jenis Premium. Di sini, saya bukan sangat setuju jika Premium dihapuskan. Karena, kalau kita ke SPBU pun Premiun itu sudah pasti gak ada stocknya, pasti sudah selalu abis," kata Ruben, Senin (27/12/2021).

"Tapi, kalau untuk Pertalite, bagi saya yang setiap hari menggunakan untuk bekerja, tentunya sangat berat. Karena kan Pertalite ini harganya masih di bawah Pertamax, masih terjangkau di dompet lah kasarnya," sambungnya.

Ruben menuturkan, apabila setiap hari ia diharuskan untuk menggunakan bahan bakar Pertamax. Pintanya, Pemerintah juga harus meninjau kembali besaran tarif ojek online sehingga pendapatan para ojol dapat mengimbangi harga jual Pertamax.

"Jelas sangat berat kalau setiap hari kita diminta untuk pakai Pertamax. Terkecuali, Pemerintah mau menaikkan tarif ojol sehingga kita juga bisa mengimbangi harga jual Pertamax. Atau kalau gak bisa naikkan tarif, minimal Pertamaxnya disubsidi lah," imbuhnya.

"Sebagai ojol kan pendapatan kita gak menentu, bisa saja kita gak dapat penghasilan. Maksudnya, hasil narik itu habis untuk beli bensin, makan, atau merokok. Gak bawa uang ke rumah," papar dia.

Lebih lanjut, ia berharap agar Pemerintah membatalkan rencana penghapusan penggunaan bahan bakar bersubsidi. Sehingga ia dapat tetap menstabilkan pendapatan dan pengeluaran biaya hidup sehari-hari.

"Harapan saya sih jangan direalisasikan rencana penghapusan bahan bakar bersubsidi. Kalau mau dihapuskan Premium saja, Pertalite jangan. Karena saya pengguna Pertalite sehari-harinya," tutup dia.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT