JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Inisiator Platform Bergerak Serentak, Zacky Yudistira Mandala, berharap tidak ada lagi aturan yang membatasi dan diskriminatif dalam pendirian rumah ibadah.
Di momen Natal ini, Zacky menegaskan walaupun telah memenuhi prasyarat PBM (Peraturan Bersama Menteri), masih banyak masalah dan tantangan dalam pendirian rumah ibadah.
Menurut Zacky, salah satunya adanya tekanan politik dari oknum yang membuat pendirian rumah ibadah menjadi polemik di tengah masyarakat.
“Perspektif toleransi, inklusivitas juga kemanusiaan harus menjadi yang utama dan pertama dalam membangun rumah ibadah. Saya bersama teman-teman muda yang tergabung di Platform Bergerak Serentak memang memiliki keterbatasan, tapi kami ingin menjadi harapan bagi keberagaman di Indonesia,” ujar Zacky, Senin (27/12/2021).
Didukung oleh program social healing dari Yayasan Erick Thohir, Zacky berupaya untuk membantu merenovasi tempat-tempat ibadah yang telah dimiliki warga.
“Di momentum natal tahun ini, kami bersama Yayasan Erick Thohir bergerak serentak untuk merenovasi gereja-gereja di DKI Jakarta. Salah satu yang telah kami bantu adalah Gereja Masehi Injili Indonesia di Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo,” terang Zacky.
Zacky mengakui, masih banyak tempat ibadah yang memerlukan bantuan dari pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat sipil. Namun, Zacky bersama teman-temannya tidak mau terlalu lama menunggu. Mereka memilih terlibat aktif dengan sumber daya yang terbatas.
“Kami harap gerakan ini dapat melibatkan lebih banyak orang, lebih banyak ide, lebih banyak tenaga, lebih banyak dana. Tapi, kami tidak mau berlarut menunggu karena kami percaya gerakan ini perlu dimulai lebih dahulu agar semakin banyak orang merasa terbantu,” harap Zacky sebagai seorang generasi muda muslim.
Selain merenovasi sejumlah gereja, platform Bergerak Serentak bersama Yayasan Erick Thohir juga merenovasi sejumlah masjid, musola, dan tempat-tempat ibadah lainnya. (rill)
