ADVERTISEMENT

Erupsi Semeru Masih Kerap Terjadi, Pengungsi di Lumajang dan Malang Masih Trauma

Minggu, 26 Desember 2021 22:35 WIB

Share
Para pengungsi semeru. (ist)
Para pengungsi semeru. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Rasa trauma menghinggapi para pengungsi erupsi Gunung Semeru di Lumajang dan Malang, Jawa Timur, terlebih letusan susulan masih terjadi hingga kini.

Hal tersebut diungkapkan salah satu warga yang tinggal di zona merah lereng Gunung Semeru, Faiqotul Himma (21).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejumlah kaum lelaki secara bergiliran terjaga di tengah malam.

"Mereka ronda untuk berjaga-jaga bila ada erupsi, bisa segera membangunkan warga. Selain itu juga mencegah terjadinya pencurian," ujar wanita yang akrab disapa Fafa dalam webbinar yang digelar Rumah Polymath, bertema Sehat Mental di Tengah Erupsi Semeru, Minggu (26/12/2021).

Gadis berhijab itu mengaku rasa trauma itu bukan saja disebabkan dari potensi erupsi yang hingga kini masih terus terjadi, namun juga dari pelaku-pelaku kejahatan yang mengambil kesempatan saat warga mengungsi.

"Mereka mencuri rumah-rumah yang ditinggal kosong, termasuk mencuri hewan ternak. Sudah beberapa kali kejadian disini," ungkap Fafa yang tinggal di Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Lumajang itu.

Mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Malang tersebut mengaku kegiatan psikososial yang dilakukan sejumlah lembaga kemanusiaan belum menyentuh para pengungsi 'rumahan'.

"Rata-rata kegiatan trauma healing dilakukan di posko-posko pengungsi. Sedangkan kita yang menginap di rumah kerabat atau tetangga belum tersentuh. Padahal kami disini tak kalah stresnya dengan yang di pengungsian," keluhnya.

Dikatakannya, ada sekali dua kali lembaga yang mengajukan kegiatan psikososial bagi warga yang tidak mengungsi di posko, namun begitu warga berdatangan untuk mengikuti ternyata pihak lembaganya yang tidak hadir.

"Kasihan mereka di PHP beberapa kali, membuat malas datang. Ada baiknya selanjutnya kegiatan trauma healing dengan jemput bola, menyisir warga yang mengungsi di rumah kerabat," pinta Fafa.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT