Namun seiring perjalanan waktu, akhirnya masyarakat mau menerima dan mulai terbiasa untuk memisahkan jenis sampah yang mereka hasilkan.
"Pencatatannya juga waktu itu masih manual di atas kertas," ucapnya.
Tapi kemudian, pada tahun 2019 dirinya dan rekan-rekan lainnya diikutsertakan dalam sebuah program Kementerian Pendidikan bersama Kedai Reka yang terdiri dari beberapa kampus untuk project program Bank Sampah Digital (BSM).
Gol dari project ini adalah mengoptimalkan pengelolaan bank sampah secara digital melalui sebuah aplikasi yang bernama BSM yang saat ini sudah bisa digunakan baik oleh Mitra maupun anggota.
"Di aplikasi ini juga kita kembangkan, tidak hanya menabung, tetapi anggota juga bisa melakukan donasi untuk korban bencana serta bisa juga langsung dibelanjakan," ucapnya.
Lihat juga video “Sidang Isbat, Piluhan Pasutri Dapatkan Dokumen Nikah Resmi”. (youtube/poskota tv)
Saat ini, lanjutnya, baru Pemkot Serang Serang yang melakukan kerjasama dengan pihaknya. Ke depan, ia berharap akan banyak daerah lain yang melakukan kerjasama dengannya.
"Aset kita saat ini sudah cukup, seperti aplikasi buatan sendiri, lalu kendaraan pengangkut sampah, kemudian SDM kita juga sudah banyak," ucapnya.
Untuk menjadi anggota BSM, masyarakat cukup mengumpulkan minimal 20 KK yang dikordinir oleh seorang Mitra yang akan mengumpulkan sampah-sampah dari anggotanya. (luthfillah)