JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kekecewaaan seorang pengacara, Risma Situmorang karena belum bisa mempersembahkan gelar doktornya sebagai kado spesial pada Hari Ibu untuk mendiang ibunda tercinta yang meningal dunia 30 tahun silam, Rabu (22/12/2021).
“Seyogianya akan melaksanakan promosi ujian terbuka doktor saya pada hari ini, namun hal tersebut tidak bisa dilaksanakan,” ungkapnya di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat.
Dirinya menambahkan, sidang terbuka promosi doktor ilmu hukum ini terpaksa dibatalkan meski semua sudah dipersiapkan secara matang karena pihak kampus tempatnya menimba ilmu tiba-tiba melakukan penundaan.
“Pihak senat Universitas Krinadwipayana dan fakultas melakukan penundaan mendadak dan penundaan itu baru kami terima pada tanggal 21 Desember,” katanya.
Ia menyampaikan, pihak kampus menunda pelaksanaan sidang terbuka karena akan mengganti promotor, co-promotor, maupun penguji atau penyanggah dengan pertimbangan sudah mendekatai Libur Natal dan Tahun Baru 2021.
Risma mengungkapkan, sudah memenuhi seluruh tahapan, di antaranya menyelesaikan ujian proposal dan ujian tertutup untuk menempuh tahap akhir dari perkuliahan yang dijalani selama 3 tahun tersebut.
“Harusnya hari ini saya paparkan dalam ujian promosi terbuka,” ungkapnya sambil menunjukkan disertasinya.
Ia sengaja memilih tanggal 22 Desember, karena selain merupakan Hari Ibu, juga tanggal meninggalnya mendiang sang bunda pada tahun 1991 silam ketika ia masih kuliah semester V di Samarinda, Kalimantan Timur.
“Ini ibu saya tadinya saya akan persembahan gelar itu karena saya pun tidak pernah terpikir bahwa saya akan bisa menyelesaikan pendidikan sampai ke tingkat akhir. Tetapi Tuhan baik, ternyata saya bisa menyelesaikan, meskipun tertunda,” ungkapnya.
Bagi Risma, ini bukan soal gelar doktornya, tetapi yang paling penting adalah hasil penelitian yang dilakukan di bidang medis selama kurang lebih 13 tahun, ingin dipersembahkan kepada masyarakat Indonesia, pasien, dan dokter.
“Tadinya mau saya laksanakan pada Hari Ibu, sekalgius persembahan saya kepada ibu dan wanita Indonesia hebat dan kuat. Tetapi enggak apa-apa karena saya selaku mahasiswa di sini bukan sebagai pengacara, kurator,” ungkapnya.