JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menjelang Natal dan Tahu Baru (Nataru), harga komoditas cabai di pasar tradisional meroket hingga menembus harga Rp95.000 per kilogram.
"Untuk saat ini harga cabai yang naik itu rawit merah, kalau yang lain sih masih standar. Untuk rawit merah dari harga jual sebelumnya Rp50.000 sekarang naik menjadi Rp95.000 per kilo," ujar Ihsan (25) seorang penjual cabai di Pasar Senen Blok VI, Senen, Jakarta Pusat, kepada Poskota.co.id, Senin (20/12/2021).
Dia menambahkan, hingga detik ini, hanya harga cabai rawit merah yang naik secara drastis. Untuk jenis cabai lain, meski terjadi kenaikan harga, kenaikannya tidak meroket secara drastis.
"Kalau cabai merah biasa naiknya sedikit, dari harga awal Rp30.000 sekarang jadi Rp40.000 per kilonya. Untuk rawit hijau juga gak jauh beda, dari Rp40.000 sekarang jadi Rp50.000 per kilo," kata dia.
Ihsan menambahkan, bahwa dengan naiknya harga cabai di pasaran. Akan berdampak pula pada naiknya harga-harga pada jenis bumbu dapur lainnya, seperti tomat, bawang merah, dan bawang putih.
"Kalau harga cabai naik, apalagi ditambah musim hujan. Harga bahan atau bumbu dapur lain juga bakal ikutan naik. Tomat misalnya, kemarin saya jual Rp6.000 per kilo sekarang naik jadi Rp10.000," imbuhnya.
"Kalau bawang merah kemarin jual Rp22.000 sekarang naik, jadi jual dengan harga Rp30.000 per kilo. Untuk bawang putih sih sama aja harganya sama bawang merah," papar Ihsan.
"Tapi yang jelas sih, naiknya harga-harga kayak cabai atau bawang gitu bukan karena mau Natal atau Tahun baru. Faktor utamanya karena musim hujan, suka banyak yang gagal panen, akibatnya langka lah tuh barang," tutup dia.
Sementara itu, Ngatini (43) seorang pemilik warung makan yang berada di bilangan Pasar Senen, Jakarta Pusat, mengatakan, tak kaget dengan naiknya harga-harga bumbu dapur di pasaran lantaran sudah sering terjadi.
"Ya sudah terima aja, udah sering kan harga cabai-bawang naik mah. Paling saya kurangi sedikit porsinya, jelasin juga kalau sekarang harga lagi pada naik. Kalau saya gak kurangi porsi, terus naikin harga, ya nanti gak pada mau mampir ke warung," pungkas Ngatini. (cr10)