Gamelan Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Nadiem Makarim Bangga

Kamis 16 Des 2021, 19:38 WIB
Gamelan Jawa, kini menjadi bagian yang diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Unesco. (foto: kemenlu)

Gamelan Jawa, kini menjadi bagian yang diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Unesco. (foto: kemenlu)

PRANCIS, PARIS  - Komite Konvensi Warisan Budaya Tak Benda/WBTB (Intangible Cultural Heritage/ICH) UNESCO telah menetapkan gamelan sebagai Warisan Budaya TakBenda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organizations (UNESCO) (15/12/2021).

Gamelan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ke-dua belas yang berhasil diinskripsi ke dalam daftar WBTB UNESCO.

Sebelumnya, Indonesia telah menginskripsi sebelas elemen budaya lainnya sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, yaitu Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Tradisional di Bali (2015), Seni Pembuatan Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), dan Pantun (2020).

Gamelan adalah alat musik tradisional yang sering ditemui di berbagai daerah di Indonesia, seperti misalnya di Bali, Madura, dan Lombok.

Alat musik ini diperkirakan sudah ada di Jawa sejak tahun 404 Masehi, dilihat dari adanya penggambaran masa lalu di relief Candi Borobudur dan Prambanan.

UNESCO mencatat nilai filosofi Gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta. UNESCO juga mengakui bahwa Gamelan, yang dimainkan secara orkestra, mengajarkan nilai-nilai harmoni, saling menghormati, mencintai dan peduli satu sama lain.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyatakan bangga dengan penetapan gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.

Sejak dahulu hingga kini, seni gamelan terus dipelajari, dikembangkan dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Tak hanya itu, musik Gamelan pun telah memberi inspirasi dan pengaruh terhadap musik dunia.

Mendikbudristek Nadiem Makarim juga menyampaikan bahwa Indonesia akan terus melestarikan gamelan melalui pendidikan dan pelatihan secara formal dan non-formal, melalui festival, pawai, pertunjukan, dan pertukaran budaya.

Duta Besar RI untuk Prancis, Andorra, Monako dan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar, menyampaikan bahwa Gamelan telah lama dimanfaatkan sebagai aset Diplomasi. Dubes RI berkomitmen untuk terus mempromosikan Gamelan melalui berbagai aktivitas seperti pembelajaran Gamelan untuk masyarakat asing dan pertukaran budaya.

Berita Terkait
News Update