ADVERTISEMENT

Pemilik Warteg Lebak Menjerit, Harga Cabai Hampir Seharga Daging Sapi

Selasa, 14 Desember 2021 17:32 WIB

Share
Reni, salah satu pemilik warteg di Rangkasbirung saat belanja di Pasar Rangkasbitung yang merasa berat dengan kondisi harga cabai hampir seharga daging sapi. (Foto/yusuf)
Reni, salah satu pemilik warteg di Rangkasbirung saat belanja di Pasar Rangkasbitung yang merasa berat dengan kondisi harga cabai hampir seharga daging sapi. (Foto/yusuf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Tingginya harga cabai telah membuat warga Kabupaten Lebak menjerit, bagaimana tidak cabai oren yang menjadi idola bagi ibu-ibu untuk memasak sambal kini harganya hampir setara dengan satu kilo daging sapi, yakni Rp80 ribu per kilogramnya.

Kenaikan 2x lipat harga cabai itu yang sebelumnya hanya di kisaran Rp30-40 ribu paling dirasakan oleh pelaku usaha warung tegal alias Warteg.

Pemilik warteg menjerit, harga cabai hampir seharga daging sapi.

"Harganya naik 2x lipat dibandingkan bulan lalu, kemarin-kemarin memang sudah naik tapi ini hampir seharga daging sapi. Parah lah," kata Reni (45) pemilik warteg di Rangkasbitung, Selasa (14/12/2021).

Reni mengaku, cabai oren itu sendiri menjadi bahan pokok utama yang dirinya gunakan untuk membuat sambal di wartegnya.

Dirinya mengaku tidak sanggup mengikuti kebutuhan warteg dengan nilai cabai yang sudah mencapai angka Rp80 ribu perkilogram itu.

Akibatnya, dirinya harus mengurangi penggunaan cabai oren dengan mencampurkan cabai oren dengan cabai hijau atau cabai merah.

"Ya mau ga mau walaupun rasanya jadi engga pedes dan beda, mending kita campur aja, yang biasanya beli sekilo, sekarang cuma seperempat. Seperempat laginya capai hijau. Karena kalau semua pakai cabai oren bisa pusing saya," katanya.

Dirinya pun berharap agar Pemerintah segera turun tangan mengatasi kenaikan harga cabai itu, khususnya menjelas masa Natal dan Tahun baru yang mana komoditas bahan pokok sering mengalami kenaikan.

 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT