Perihal penilaian kinerja, Wahidin Halim mendapat tingkat kepuasan publik sebesar 68 persen, dengan rincian sangat memuaskan 11 persen, dan memuaskan 57 persen.
Sementara Andika Hazrumy mengantongi persepsi kepuasan sebesar 50 persen, dengan rincian sangat memuaskan 3 persen dan memuaskan 47 persen.
“Perbedaan tingkat kepuasan masih dalam koridor rasional, di daerah manapun wakil selalu lebih rendah dibanding gubernur, tetapi ini penanda baik, karena gubernur lebih dominan, bagaimanapun tanggungjawab terbesar memang ada pada gubernur,” katanya.
Dedi menjelaskan, untuk mengukur persentase pengetahuan empiris publik terhadap konstelasi politik di tahun pemilihan 2024 dan menguji preferensi pemilih apakah kinerja pemerintah daerah selama ini menjadi rujukan pemilihan atau tidak.
Serta mengumpulkan alasan empiris yang akan jadi rujukan memilih. Melibatkan 1.200 responden yang tersebar di delapan Kabupaten/Kota Provinsi Banten. Pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) dengan tingkat akurasi data 95% memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2.50 persen
Direktur Eksekutif Kajian Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan, dengan tingkat kepuasan dan elektabilitas publik yang tinggi tersebut, Wahidin Halim sudah selayaknya menjadi salah satu tokoh yang layak mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2024 nanti.
"Jika melihat hasil survei IPO tersebut, sosok Wahidin sudah layak berkontestasj di tingkat nasional," ujarnya.
Keberhasilan Wahidin, menurut Adib, karena mantan Wali Kota Tangerang dua periode itu telah membuktikan kinerjanya, baik selama menjadi wali kota, maupun saat menjabat Gubernur Banten.
"Ada empat hal untuk mengukur kinerja pemerintah daerah, yaitu reformasi birokrasi, infrastruktur, pendidikan, dan sektor kesehatan. Dari empat parameter itu, Pemprov Banten cukup berhasil. Sehingga tergambar dari hasil survei IPO tersebut," katanya.
Menurut Adib, kinerja Wahidin sudah lebih terukur dibandingkan dengan ketua umum partai politik yang ramai akan berkontestasi di Pilpres 2024, tetapi kinerjanya belum terukur.
"Pengalaman karir Wahidin Halim ini mirip Jokowi. Dari seorang wali kota menjadi gubernur. Selanjutnya bisa menjadi presiden. Yang menjadi pembeda, Wahidin adalah birokrat sejati yang banyak prestasi," tandasnya (JHN)