Bila Si Kakek Duda Kesepian Ponakan Sendiri Disikatnya

Sabtu 11 Des 2021, 07:00 WIB
Nah Ini Dia: Bila Si Kakek Duda Kesepian Ponakan Sendiri Disikatnya. (ilustrator: Ucha)

Nah Ini Dia: Bila Si Kakek Duda Kesepian Ponakan Sendiri Disikatnya. (ilustrator: Ucha)

MBAH Sumijan, 61, bener-bener tak bisa jaga amanat. Dititipi ponakan Rokhimah, 17, dari Kaltim, kok malah dijadikan ajang pemuas nafsu. Dalam pemeriksaan dia mengakui mata gelap karena sekian tahun menduda. Mau menikah lagi sudah kehilangan pasar, akhirnya mana yang ada disikatnya pula.

 Kata pakar seksologi semacam dr. Boyke Dian Nugroho, gairah seks kaum lelaki lama padamnya dibanding kaum wanita. Meski usia sudah 70 tahun ke atas, bila ada obyek sasarannya masih doyan juga. Beda dengan kaum wanita, ketika sudah menepause, dia tak begitu memikirkan soal begituan. Maka jangan kaget ketika melihat nenek jompo berjalan, pasti kepala geleng-geleng ke kanan dan kekiri. Itu maksudnya sudah. “Emoh, emoh.......!”

Mbah Sumijan warga Mojoroto Kediri (Jatim), sejak beberapa tahun lalu hidup mendua karena ditinggal mati istri. Maka setelah 100 hari slametan almarhum istri, Mbah Marijan mulai pasangan baru. Sayang seribu kali sayang, gara-gara kemiskiananya tak ada gadis dan janda mau dipersunting si kakek. “Jadi bini Mbah Sumijan, paling-paling surplus bonggol, sedangkan  benggolnya nol....,” kata tetangga sambil berbisik, takut bocor dan viral di medsos.

Karena kemiskinan itulah Mbah Sumijan harus “puasa” peranjangan. Jika malam hari benar-benar tersiksa, karena hanya ditemani oleh guling tanpa makna. Buat mengusir rasa sepi, paling-paling nembang Pangkur Duda Kasmaran, seakan menyindir nasib diri sendiri yang merana. Setiap ketemu janda cantik, Mbah Sumijan hanyalah kucing nggondol sabun, kalamenjing munggah mudhun (baca: ngiler).

 Sekitar 6 tahun lalu keluarganya yang berada di Kutai Kertanegara (Kaltim) pulang kampung sambil membawa anak gadisnya untuk bisa sekolah di Jawa. Maka Rokhimah kemudian dititipkan pada anak Mbah Sumijan. Tapi karena di Jawa sekolah juga tutup gara-gara Corona, Rokhimah lebih banyak di rumah.

Nah, di sinilah Mbah Sumijan mulai kesusupan dewi asmara. Lupa bahwa Rokhimah adalah sebuah amanat keluarga, dia justru berpikiran lain. Bila dikeloni sepertinya asyik juga nih! Ndilalahnya setan kok ya mendorongnya. “Betul Bleh, Rokhimah ponakanmu lumayan juga buat penak-penakan.” Kata setan memberi semangat.

 Ternyata dorongan setan tersebut ditindak lanjuti. Di kala rumah sepi Mbah Sumijan mulai mendekati Rokhimah yang masih darah daging sendiri. Tentu saja si gadis tanggung itu tak mau melayani. Tapi dirayu-rayu terus, sampai kemudian Rokhimah pasrah untuk dijamah. Habis menggauli ponakan sendiri, Mbah Sumijan kemudian berpesan jangan bilang siapa-siapa ya.

Sekali berhasil Mbah Sumijan jadi ketagihan. Lagi-lagi Rokhimah diminta melayani hasratnya. Tapi pada layanan yang ke-4 kalinya ketahuan oleh salah satu anak perempuannya, bahkan juga tetangga. Mbah Sumijan diomeli anak-anaknya, kenapa tak bisa menjaga amanat keluarga. Sudah tua kok nggak nyebut! Tapi apa jawab si kakek, “Tua kan hanya bodinya, onderdil sih belum tentu.”

Karena sudah ketahuan publik, skandal Mbah Sumijan tak bisa disembunyikan lagi. Ada warga yang melapor dan Mbah Sumijan pun ditangkap. Dalam keterangannya pada polisi mengakui, sebetulnya pengin nikah lagi, tapi sudah kehilangan pasar. “Saya jadi lupa, ponakan terpaksa menjadi sasaran.” Katanya polos.

Enaknya nggak seberapa, di penjara bakal merana. (GTS)

News Update