ADVERTISEMENT

Gerak Cepat! Pemkot Serang Minta Suplai Minyak Goreng Kemasan ke Kementerian Karena Keterbatasan Stok

Jumat, 10 Desember 2021 14:39 WIB

Share
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang Wasis Dewanto (foto: Luthfi)
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang Wasis Dewanto (foto: Luthfi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Pemkot Serang akan meminta bantuan pemerintah pusat dalam hal ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengatasi keterbatasan stok minyak goreng yang belakangan terjadi.

Permintaan bantuan itu nantinya akan didistribusikan dalam kegiatan Operasi Pasar (OP) yang rencanannya akan dilakukan setiap akhir pekan.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang Wasis Dewanto mengatakan, dalam waktu dekat jajarannya akan melakukan kordinasi ke kementerian terkait dengan keterbatasan stok minyak goreng kemasan di Kota Serang.

"Dampaknya kemudian harga minyak goreng kemasan menjadi tinggi. Yang satu liter itu bisa mencapai Rp20.000 sedangkan yang dua liter sekitar Rp35.000. Itu harga di ritel yang premium," katanya Jumat (10/12/2021).

Untuk itu, lanjutnya, Wasis meminta bantuan ke kementrian untuk mengatasi persoalan ini. Karena di kementerian masih ada stok sekitar 11 ribu liter minyak goreng kemasan.

"Nanti kita minta sebanyak-banyaknya untuk OP di Serang sehingga harganya bisa kembali ditekan sekitar Rp14.000 per liter," ucapnya.

Diakui Wasis, langkah itu dilakukan karena dirinya sudah berkordinasi dengan beberapa pihak seperti Bulog yang mempunyai kewenangan menstabilkan harga barang-barang di pasaran, kemudian dengan Wilmar selalu pabrik minyak goreng kemasan yang ada di Kabupaten Serang.

"Tapi ternyata di Bulog juga kondisinya sangat terbatas. Sama halnya dengan di Wilmar," katanya.

Operasi pasar merupakan langkah cepat Pemkot dalam rangka menekan harga minyak yang terus melonjak tinggi. Untuk langkah panjangnya, pihaknya masih menunggu perkembangan kondisi pasar dunia.

"Ini kan awalnya gara-gara embargo CPO, kemudian terjadi perubahan iklim juga berpengaruh kepada peningkatan kebutuhan minyak di Eropa," katanya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT