ADVERTISEMENT

Sentimen Dengan Bekas Istri Mobil Cicilan Ditarik Paksa

Rabu, 8 Desember 2021 07:01 WIB

Share
Nah Ini Dia
Nah Ini Dia

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MESKI sudah bercerai, cinta Poniran, 46, pada Mulyani, 40, belum padam juga. Saking cemburunya, kekuasannya sebagai debt kolektor perusahaan leasing mobil ditunjukkan. Meski cicilan mobil Mulyani beres, ditarik paksa juga. Tapi ketika bekas istri protes, malah dibacok golok sekalian.

Pepatah lama mengatakan, kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Lha kalau kasih istri? Biasanya kasih istri ada ketika suami masih banyak duit. Tapi kalau suami sudah tinggal kolor doang, buruan ditinggalkan. Bukankah pepatah kotemporer juga mengatakan,  ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang.

Dan Poniran warga Wonocolo, Surabaya, adalah lelaki yang kena tendangan istrinya gara-gara kemiskinannya. Dulu ketika dia masih jaya, karena bekerja di perusahaan swasta dengan gaji lumayan, bini masih sayang padanya. Tapi ketika Covid-19 melanda Surabaya, perusahaan Poniran kolaps juga. Poniran pun kena PHK. Mulyani yang tak betah dalam kemiskinan kemudian minta cerai.

Sebetulnya Poniran benar-benar dongkol. Ketika dirinya hanya bisa kasih bonggol bukan lagi benggol, Mulyani minta cerai. Alasannya, kalau sekedar lelaki modal bonggol, banyak jumlahnya. Padahal dia ingin keseimbangan. Lelaki itu selain punya bonggol, juga harus banyak benggol. Sebab tak ada istri yang puas hanya dijatah bonggol saban malam.

Perceraian itu benar-benar terjadi setahun lalu. Rupanya Mulyani langsung dapat cantolan baru, seorang suami yang cukup mapan. Sedangkan Poniran setelah lumayan lama nganggur dapat pekerjaan sebagai debt kolektor leasing mobil ACC. Pekerjaannya sih sebetulnya tidak berat, tapi harus tegaan. Jika ada nasaban nunggak cicilan, langsung mobilnya ditarik paksa. Kadang-kadang sikap ini bertentangan dengan hati nuraninya.

Secara kebetulan dia dapat tugas untuk menarik sebuah mobil yang macet cicilannya. Tapi melihat data alamatnya, ternyata pemiliknya adalah seorang lelaki yang kini jadi suami Mulyani bekas istrinya. Nah, tiba-tiba Poniran merasa dapat kesempatan balas dendam. “Kau telah menaiki bekas “kendaraan”-ku, kini gantian kendaraanmu saya tarik. Mau narik apa lagi kau, wahai Walgito?” batin Poniran penuh kemenangan.

Sebetulnya Walgito, 43, hendak membayar cicilan itu, tapi oleh Poniran ditolaknya, sebab masalahnya dikaitkan dengan bekas istrinya. Lagi-lagi Poniran membatin, Walgito telah mengangkangi bekas istrinya. “Sekarang gantian mobilmu saya kangkangi.” Dan begitu kunci kontak mobil setengah direbut paksa,lansung dibawa ke kantor dengan penuh kemenangan.          

Tentu saja Mulyani kesal juga dengan sikap bekas suaminya. Mulyani yang Menkeu saja berani berhadapan dengan keluarga Cendana yang ngutang dana BLBI, apa lagi Mulyani yang orang biasa, pasti lebih berani menghadapi bekas suaminya. Maka bersama suaminya Mulyani melabrak ke kantor leasing ACC tempat kerja eks suaminya. “Baru jadi tukang tagih cicilan macet saja sudah mbagusi, apa lagi jadi juru tagih dana BLBI.” Batin Mulyani nggak pakai Sri.

Tiba di kantor ACC eks suaminya tidak ada, kemudian dihubungi oleh pihak kantor. Poniran pun tak lama kemudian datang. Tiba-tiba diserangnya dengan kata-kata. “Kamu memang sentimen, tahu yang macet leasing suamiku, kau lalu balas dendam. Yang profesional dong!” omelnya.

Baru lihat Mulyani bareng suaminya saja sudah cemburu, apa lagi diomeli sedemikian rupa. Langsung saja dia menyambar golok dan disabetkan ke tangan bekas istrinya. Tentu saja darah bercucuran, meski tidak sampai putus. Mulyani dilarikan ke Rumah Sakit dan Poniran pun ditangkap.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT