"Saya tanya ini hasil rekomendasi Komisi B atau rekomendasi pimpinan Komisi B saja. Lalu Abdul Aziz menelepon saya dengan nada tinggi dan marah serta bahasa yang tidak enak," ujarnya.
"Saya tidak menyudutkan Abdul Aziz, saya menanyakan kepada pimpinan di mana (pimpinan) ada tiga orang, yaitu Wakil Ketua Komisi dan Sekretaris Komisi jadi bukan hanya Abdul Aziz," tegas Ichwanul.
Dalam kesempatan itu, Ichwanul juga menyayangkan sikap Aziz yang tidak menyinggung video direksi PT TransJakarta sedang menonton tari perut (belly dance). Harusnya dalam rapat kerja antara Komisi B dan TransJakarta pada Senin (6/12/2021) lalu, Aziz sebagai pimpinan rapat meminta klarifikasi Transjakarta terkait video tersebut.
Video yang menayangkan tarian erotis itu kemudian viral dan menyebar melalui aplikasi WhatsApp.
"Dia tidak membahas masalah video tari perut tersebut di ruang rapat, melainkan memanggil jajaran direksi Transjakarta ke ruangan pribadinya," imbuh dia.
Dia berharap, laporan yang dibuatkan kepada BK DPRD DKI dapat ditindaklanjuti. Dia juga berharap agar mengganti Aziz sebagai Ketua Komisi B.
Sementara itu ketika dikonfirmasi, Abdul Aziz mengaku belum mengetahui adanya laporan ke BK tentang dirinya yang dinilai otoriter. Aziz juga tak menjawab perihal rekomendasi yang dia keluarkan usai rapat kerja dengan Transjakarta pada Senin (6/12/2021) lalu.
"Mohon maaf saya belum tahu (dilaporkan ke BK). Saya no comment (tidak mau komentar)," ujar Aziz.
Sebelumnya, Komisi B DPRD DKI Jakarta memberikan tiga rekomendasi kepada PT Transportasi Jakarta (TransJakarta).
Rekomendasi ini diberikan menyusul rentetan kecelakaan TransJakarta saat melayani penumpang.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Abdul Aziz merinci, pertama pihaknya merekomendasikan kepada Transjakarta untuk merorganisasi struktur dan menempatkan pihak yang bertanggung jawab di bidang keselamatan.
Kedua, TransJakarta harus melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui penyebab pasti rentetan kecelakaan yang dialami TransJakarta.