Dirilis oleh reuters.com, Snape menambahkan bahwa penelitian ini akan sangat membantu bagi negara-negara miskin yang saat ini masih dalam tahapan pemberian vaksin pertama.
"Dengan demikian kita tidak perlu kaku untuk memberikan vaksin, dengan harus satu merek untuk vaksin pertama dan kedua, karena dengan menggunakan vaksin yang berbeda tidak akan berdampak negatif pada kekebalan tubuh," tambah Snape.
Nenurut para peneliti di Universitas Oxford, vaksin AstraZeneca (AZN.L) diikuti dengan suntikan Moderna (MRNA.O) atau Novavax (NVAX.O) maka akan menghasilkan antibodi yang lebih tinggi jika dibandingkan dua dosis AstraZeneca.
Adapun penelitian yang dilakukan terhadap 1.070 relawan telah menemukan bahwa dosis vaksin Pfizer-BioNTech (PFE.N), (22UAy.DE) diikuti dengan suntikan Moderna (MRNA.O) lebih baik daripada dua dosis kursus standar Pfizer-BioNTech.
Lihat juga video “Hadiri Sidang Perdana Nia Ramadhani dan Ardi Dikawal Ketat Lima Bodyguard”. (youtube/poskota tv)
Sedangkan Pfizer-BioNTech diikuti oleh Novavax akan menginduksi antibodi yang lebih tinggi dari pada menggunakan AstraZeneca dua dosis, meskipun jadwal ini menginduksi respons antibodi dan sel T yang lebih rendah daripada jadwal Pfizer-BioNTech dua dosis menurut studi Universitas Oxford yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet.
Dari hasil pengujian Wild-Type, Beta dan Delta menurut studi Com-COV2 bahwa kemanjuran vaksin yang ada terus menurun, namun dengan percampuran ini tetap memiliki daya tahan yang konsisten.