ADVERTISEMENT
Senin, 6 Desember 2021 23:38 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Ekonomi Energi dan Pertambangan UGM, Fahmy Radhi mengatakan memang tidak ada indikator kinerja yang digunakan Menteri BUMN untuk menunjuk dan mengganti Dirut BUMN, termasuk PLN.
"Sebenarnya cukup baik. Indikatornya, meski Pandemi Covid-19, penjualan setrum tetap meningkat sehingga PLN tidak rugi. Meski masih kecil, komimen Zaini untuk mengubah pembakit listrik dengan EBT cukup timggi. Zaini juga mengkampanyekan sejuta kompor listrik. Mestinya belum waktunya diganti," kata Fahmy, Senin (6/12/2021).
Fahmi menegaskan, PR Dirut PLN baru merespon komitmen Jokowi utk menerapan Green Energy. Untuk itu, PLN harus mengubah penggunaan batubara, yang masih 57% menjadi EBT.
PLN juga hatus mendukung implementasi mobil listrik dan kompor listlrik.
"Dharman memang kader PDIP, tapi sebelumnya pernah jadi komisaris dan Wakil Dirut PLN. Darmo alumni USA di vidang energi, yang cukup pintar. Bekal yang cukup bagi Prasojo menjadi dirut PLN dalam mencapai target itu," ucapnya.
Mestinya harus ada indikator kinerja yang jelas dan terukur dalam penetapan direksi. Namun, sejak zaman Orde Lama hingga sekarang Pemerintah enggan menerapkannya.
"Barangkali, dikarenakan paradigma BUMN sebagai sapi perah belum berubah," tutupnya. (rizal)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT