Arab Saudi Langsung Melakukan Penyelidikan Setelah Dilaporkan Ada Kasus Positif Pertama Varian Omicron Covid-19

Jumat 03 Des 2021, 04:38 WIB
Gawat! Dokter Afrika Selatan Klaim Covid-19 Baru Omicron Punya Gejala yang Tak Masuk Akal dan Sangat Berbeda (Pixabay/geralt)

Gawat! Dokter Afrika Selatan Klaim Covid-19 Baru Omicron Punya Gejala yang Tak Masuk Akal dan Sangat Berbeda (Pixabay/geralt)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID  - Tidak pakai lama, Arab Saudi lamngsung melakukan penyelidikan kesehatan setelah dilaporkan ada kasus positif pertama varian Omicron Covid-19 di negara itu.

Kerajaan bersama dengan lebih dari 21 negara lain dalam mencatat infeksi omicron setelah seorang warga negara Saudi yang terbang dengan pesawat penumpang dari negara Afrika utara dinyatakan positif.

Orang itu ditempatkan dalam isolasi, bersama dengan sejumlah orang lain yang telah mereka hubungi, menurut Saudi Press Agency.

“Investigasi epidemiologis telah dimulai, dan kasus itu dikirim ke karantina, di mana prosedur kesehatan terakreditasi diikuti,” kata laporan SPA.

Selama konferensi pers Kementerian Kesehatan Saudi yang diadakan secara khusus, juru bicara kementerian Dr. Mohammed Al-Abd Al-Aly mengatakan masih banyak yang harus dipelajari tentang varian baru dan memperingatkan agar tidak menyebarkan informasi palsu tentangnya.

“Pakar kesehatan di seluruh dunia dan Kerajaan sedang memantau situasi dengan cermat dan lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk menentukan tingkat kematiannya. Pada tahap ini, pencegahan lebih baik daripada pengobatan dan kewaspadaan standar harus terus dilakukan,” tambahnya.

Dr. Abdullah Algaissi, seorang ahli virus dan asisten profesor di perguruan tinggi ilmu kedokteran Universitas Jazan, baru-baru ini mengatakan kepada Arab News:

“Berdasarkan apa yang kami ketahui dari pengurutan genetik, kami tidak memiliki informasi yang dapat memberi tahu kami apakah mutasi ini akan membuat virus lebih mematikan, lebih mudah menular, jika akan berdampak pada respon imun baik setelah infeksi atau vaksinasi. Sampai sekarang, kami tidak tahu.”

Al-Aly menunjukkan pentingnya orang yang menyelesaikan program vaksinasi dan merekomendasikan bahwa siapa pun yang telah menjalani enam bulan sejak suntikan kedua harus menerima booster, terutama mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Pejabat kesehatan mengatakan bahwa dosis ketiga menawarkan peningkatan perlindungan terhadap Covid-19 dan dapat mencegah infeksi atau penyakit yang lebih ringan dengan gejala.

Menurut CDC AS, data dari uji klinis menunjukkan bahwa suntikan booster meningkatkan respons kekebalan pada peserta uji coba yang menyelesaikan seri primer Pfizer-BioNTech atau Moderna enam bulan sebelumnya atau yang menerima vaksin dosis tunggal Johnson dan Johnson/Janssen dua bulan lebih awal.

Berita Terkait
News Update