Kakek pun menjelaskan tidak menutup kemungkinan kenaikan harga akibat aksi spekulan. Itu bisa terjadi.
Tetapi yang lazim karena permintaan melonjak, stok terbatas maka cabai makin pedas harganya.
Nah, soal stok menipis banyak penyebabnya.
Bisa karena gagal panen akibat cuaca buruk, distribusi tersendat. Bisa juga karena kita tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga harus impor dari negara lain.
Masih ada sejumlah komoditas pangan yang masih kita impor seperti bawang putih, cabai, beras dan kedelai.
Cucu: “Masa sih kek, cabai harus impor. Bukannya sawah kita luas dan subur ?”
Sambil tersenyum kakek menjelaskan. Iya, soal impor pangan memang masih menjadi kontroversi , tetepi masih juga terjadi.
Dari yang kakek baca di media cetak maupun online, sepanjang Januari – Juli 2021, negara kita telah mengimpor cabai sekitar 30 ribu ton dari sejumlah negara seperti India, China, Malaysia, Spanyol dan Australia.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai tersebut puluhan juta dolar AS atau setara lebih 900 miliar rupiah.
Cucu : “Wah banyak juga ya kek, coba kalau uang sebanyak itu dibagikan kepada petani, makmur juga kek.”
Kakek: “Hush... kamu ada – ada saja cucuku”
Lihat juga video “Anies Baswedan Pilih Ahmad Sahroni Menjadi Ketua Pelaksana Formula E”. (youtube/poskota tv)
Tetapi tidak dapat dipungkiri kebijakan impor pangan, utamanya komoditas pertanian menuai kontroversi, di tengah negeri kita yang dikenal sebagai negara agraris.